Mohon tunggu...
Nida Adzilah
Nida Adzilah Mohon Tunggu... -

Public Health UI'13

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jika Mahasiswa Berkontribusi

12 Agustus 2013   01:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:25 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa, dilabeli kata “maha” menunjukkan bahwa ada sesuatu yang menjadi nilai lebih jika dibandingkan dengan siswa. Apakah itu? Dituntut untuk berpikir kritis serta mampu memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat adalah hal yang membedakannya. Mahasiswa sebagai agent of change juga memiliki peranan yang krusial di Negara ini. Di antara yang bisa kita lihat, peran mahasiswa adalah berbaurnya mahasiswa bersama masyarakat dalam proses pembangunan. Mahasiswa, sesuai jurusan mereka berupaya mengaplikasikan apa yang telah mereka dapat di bangku kuliah.

Mahasiswa dalam hal hubungan pemerintah ke masyarakat dapat berperan sebagai penyambung lidah pemerintah. Mahasiswa diharapkan mampu membantu menyosialisasikan berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Tak jarang kebijakan-kebijakan pemerintah mengandung banyak salah pengertian dari masyarakat, oleh karena itu tugas mahasiswalah yang marus “menerjemahkan” maksud dan tujuan berbagai kebijakan kontroversial tersebut agar mudah dimengerti masyarakat. Salah satunya kebijakan-kebijakan di bidang kesehatan.

Kesehatan adalah salah satu aspek yang menunjukkan kesejahteraan suatu Negara. Paradigma sehat mengubah cara pandang terhadap masalah kesehatan baik secara makro maupun mikro. Secara makro, berarti bahwa pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan, minimal memberi sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat. Secara makro, berarti bahwa pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilatif. Untuk tercapainya upaya promotif dan preventif yang optimal, tenaga kesehatan masyarakat sangat berperan, sehingga sumber daya dari tenaga kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan.

Mahasiswa kesehatan masyarakat sebagai kaum intelektual bangsa memiliki tanggung jawab yang besar untuk berpartisipasi dalam menciptakan kondisi bangsa Indonesia yang sehat. Upaya mahasiswa kesehatan masyarakat untuk ikut mensukseskan MDGs (Millenium Development Goals) melalui peran kontributif sebagai agent of health, agent of change dan agent of development merupakan salah satu bentuk partisipasi tersebut.

Menjadi agent of health, artinya mahasiswa kesehatan masyarakat sebagai agen kesehatan yang menjembatani kebijakan pemerintah dengan masyarakat. Sebagai contoh krusialnya, dalam kebijakan pencapaian MDG-1 tentang menurunkan prevelensi balita dengan berat badan rendah/kekurangan gizi, diantaranya melalui sosialisasi pemenuhan makanan yang aman dan bergizi cukup, antara lain mencakup peningkatan program ASI Ekslusif, upaya penanggulangan gizi mikro melalui pemberian Vitamin A, Taburia, tablet besi bagi ibu hamil, dan iodisasi garam serta tata laksana kasus gizi buruk dan gizi kurang.

Sebagai agent of change, mahasiswa kesehatan masyarakat dituntut untuk memberikan inovasi-inovasi terbaru dalam dunia kesehatan. Sebagai contoh, meningkatkan sistem perencanaan pembangunan air minum dan sanitasi yang layak. Mahasiswa sudah seharusnya dapat memberikan ide-ide solusi untuk peningkatan dan percepatan pemenuhan target MDGs.

Peran mahasiswa kesehatan masyarakat sebagai agent of development, adalah sebagai pengembang atas kebijakan yang telah dibuat pemerintah. Contohnya sosialisasi progam baru pemerintah, seperti progam Jampersal (Jaminan Persalinan), yaitu suatu paket program yang mencakup pelayanan antenatal, persalinan, posnatal dan Keluarga Berencana.

Seberapa besar peran mahasiswa dalam proses pembangunan bergantung dari bagaimana mahasiswa menyikapi diri untuk bermanfaat bagi masayarakat. Namun, tidak semua mahasiswa sadar atas apa yang mereka emban. Status mahasiswa, jika tidak dimaknai dengan benar oleh mahasiswa itu sendiri, akan mengubah paradigma masyarakat yang awalnya mengharapkan mahasiswa sebagai penyelesai masalah berubah menjadi pengganggu di atas masalah yang tak kunjung selesai. Tentunya ini bukanlah hal yang diharapkan, baik bagi mahasiswa maupun masyarakat. Kesadaran diri adalah yang terpenting. Jika setiap mahasiswa memiliki kesadaran untuk turut berkontribusi kemajuan akan lebih cepat diraih Indonesia. Jayalah mahasiswa, Jayalah Indonesiaku!

Sumber :

BPS. Millenium Development Goalshttp://mdgs-dev.bps.go.id/.12 Agustus 2013/

Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. 2013. Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Mencapai MGDs. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/2240-kebijakan-kementerian-kesehatan-dalam-mencapai-mgds.html. 12 Agustus 2013/

Esensi Penulisan :

Menyadari bahwa banyak yang kita dapat lakukan sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa, saya menyadari bahwa kita dapat membangun bangsa walau dari hal yang kecil, seperti mensosialisasikan untuk berkontribusi bagi sesama mahasiswa khususnya mahasiswa kesehatan masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun