Mohon tunggu...
Nicklaus Madjid
Nicklaus Madjid Mohon Tunggu... Animator - Nasionalis

Halo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paradigma Pancasila terhadap Intervensi Amerika Serikat di Dunia

27 Juni 2019   08:00 Diperbarui: 27 Juni 2019   08:05 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Amerika Serikat dikenal dengan banyak hal. Salah satunya adalah sering terjadinya intervesi oleh Amerika Serikat yang dilihat oleh mereka sendiri sebagai tindakan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas internasional. 

Hal ini sudah berlangsung sejak dulu saat Amerika Serikat masih baru merdeka dari genggaman Inggris dengan slogan "Manifest Destiny" dimana alasan intervensi Amerika Serikat adalah untuk membangun surga baru sebagai "dunia baru" yang lahir dari "dunia lama" yang merupakan daratan Eropa saat itu. Namun intervensi yang kita ketahui terjadi di abad ke-21, khususnya yang terjadi di timur tengah.

Pada 11 September 2001, Amerika Serikat mendapat serangan besar di tanah airnya sendiri. Serangan tersebut adalah serangan terorisme berupa aksi pembajakan dan penabrakan bunuh diri lebih dari dua pesawat komersil terhadap bangunan-bangunan penting Amerika Serikat seperti gedung kembar World Trade Center, Pentagon, dan (yang gagal) White House. 

Serangan teror ini dibelakangi oleh Osama bin Laden yang memimpin Taliban. Amerika Serikat pun melaksanakan perang terhadap Taliban yang berada di Afganistan. Afganistan pun kemudian jatuh dalam okupasi militer sampai perang selesai.

Di tahun 2003 Amerika Serikat dan beberapa negara gabungan koalisi yang mayoritas adalah anggota Nato menginvasi Irak dengan tujuan untuk menurunkan diktator Saddam Husein dan membenarkan juga menyita apabila benar Irak memiliki bom nuklir. Perang di Irak berakhir pada tahun 2011 namun ribuan pasukan Amerika Serikat masih diposisikan di Irak. 

Pada tahun-tahun berikutnya Amerika Serikat melaksanakan intervesi di Pakistan, Yemen, dan Somalia dengan melaksanakan serangan dari drone tempur untuk melawan terorisme. Di tahun 2014 hal yang sama dilakukan  di Irak untuk melawan ISIS.

Jika kita lihat dari peristiwa-peristiwa  yang telah terjadi, Amerika Serikat melaksanakan pertahanan dan keamanan nya secara langsung. Ancaman terhadap pertahanan dan keamanan Amerika Serikat langsung ditanggapi ke pusat nya sebelum masuk lebih dalam lagi ke negara. Karena itu Amerika Serikat sering melakukan intervesi terhadap negara lain. 

Alasan nya yang berupa menurunkan diktator, menyita senjata nuklir atau senjata pemusnah massal, dan melawan terorisme pun merupakan tindakan-tindakan yang patut didukung.

Sekarang jika kita melihat Pancasila, hal mengenai pertahanan dan keamanan negara dapat ditemui di butir-butir pengamalan Pancasila dan pembukaan UUD 1945.  

Inti dari pembukaan UUD 1945 merupakan Pancasila dan di dalam nya terdapat kalimat yang medukung pembebasan bangsa - bangsa dari segala bentuk penjajahan (alinea 1) dan berpartisipasi dalam ketertiban dunia (alinea 4). 

Selain dalam pembukaan UUD 1945, dalam salah satu butir pengamalan Pancasila pada sila ketiga yang juga berisi hal mengenai memelihara ketertiban dunia. 

Hal-hal ini tentunya sejalan dengan tujuan-tujuan dari intervensi oleh Amerika Serikat. Namun kita baru melihat tujuan-tujuan yang hanya bersifat formal, tujuan yang dikeluarkan Amerika Serikat agar mendapat dukungan dari negara-negara lain.

Sekarang kita masuk pada mengapa sebenarnya terjadi intervensi oleh Amerika Serikat. Singkat saja, intervensi yang paling mudah untuk dilihat dalam hal ini adalah intervensi Amerika Serikat di Irak yang tujuan nya adalah untuk menurunkan Saddam Hussein dan menyita senjata penghancur massal atau WMD (Weapon of Mass Destruction) yang berupa bom nuklir dari Irak. 

 bertahun-tahun perang berlanjut, muncul kesadaran bahwa sebenarnya tidak ada senjata nuklir di Irak, seakan-akan hal ini hanya sebuah kebohongan yang diciptakan oleh Amerika Serikat.

Dan ternyata benar tidak ada senjata nuklir di Irak, muncul kesadaran lainnya bahwa Amerika Serikat sebenarnya masuk ke Irak tidak untuk memerdeka kan Irak dari Saddam Hussein atau menyita senjata nuklir, melainkan untuk mengambil alih sumur dan produksi minyak. 

Hal seperti ini sebenarnya sering terjadi dalam intervensi Amerika Serikat, dimana tujuan yang diketahui publik hanyalah alasan untuk menutupi tujuan yang sebenarnya. Tindakan ini tentu tidak sesuai dengan berbagai bagian dari Pancasila. 

Tindakan Amerika Serikat yang mengintervesi sebenarnya tidak sesuai dengan Pancasila khususnya di sila ke empat mengenai kemusyawarahan. Amerika Serikat tidak mengambil tindakan diplomasi yang panjang melainkan langsung menggunakan cara kasar jika diplomasi awal telah gagal. Dengan tindakan yang kasar tersebut, Amerika Serikat juga tidak menghargai hak negara yang di intervesi, hal in tentunya tidak sesuai dengan sila kelima.

Pada akhirnya, tujuan dari berbagai intervensi Amerika Serikat sesuai dengan bagaimana Pancasila melihat permasalahan dunia namun tindakan dan tujuan asli dari intervensi tersebut tidaklah sesuai dengan bagaimana Pancasila menghadapi berbagai permaslahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun