Mohon tunggu...
Nicholas Hadi Saputra
Nicholas Hadi Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember

menulis kalau sempat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Kenaikan Suku Bunga BI Terhadap Pasar Saham di Indonesia

8 Maret 2024   11:49 Diperbarui: 8 Maret 2024   12:05 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Suku bunga BI (Bank Indonesia Rate) merupakan suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk digunakan oleh bank umum di Indonesia. Tujuan utama dari suku bunga BI adalah untuk mencapai sasaran kebijakan moneter, seperti menjaga stabilitas nilai mata uang rupiah, memelihara stabilitas sistem pembayaran, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Suku bunga BI menjadi acuan dalam menetapkan suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan. Setiap perubahan dalam suku bunga BI akan berdampak langsung pada suku bunga deposito dan kredit perbankan, yang kemudian akan mempengaruhi permintaan agregat dan tingkat inflasi.

Bank Indonesia menggunakan berbagai media untuk melakukan komunikasi kebijakan moneter, termasuk laporan keuangan tahunan dan komunikasi yang efektif guna menjaga stabilitas harga pangan serta mengendalikan tingkat inflasi.

Pasar saham Indonesia, yang merupakan salah satu bursa saham terkemuka di Asia Tenggara, terdiri dari sejumlah perusahaan yang beroperasi di Indonesia dan dikelola oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Di dalamnya, perdagangan saham menggunakan sistem order-driven market system, di mana pembeli dan penjual sekuritas menggunakan platform pemesanan elektronik.

Berbagai faktor memengaruhi pergerakan harga saham di Indonesia. Pertama, kinerja keuangan suatu perusahaan, baik atau buruknya, memiliki dampak langsung terhadap harga saham. Selain itu, peristiwa atau kejadian yang terjadi di pasar saham, seperti laporan keuangan perusahaan atau isu-isu politik, memiliki potensi besar untuk mempengaruhi harga saham. Tindakan perusahaan seperti pembagian dividen atau merger dan akuisisi juga dapat memengaruhi harga saham. Gerakan investasi yang dilakukan oleh investor atau institusi ke saham tertentu juga dapat memberikan dampak signifikan terhadap harga saham. Peristiwa ekonomi makro seperti krisis, resesi, atau situasi pandemi, secara signifikan memengaruhi perilaku pasar saham. Terakhir, kebijakan pemerintah, baik yang telah diimplementasikan maupun yang masih dalam pembahasan, memiliki potensi besar untuk mempengaruhi harga saham. Selain faktor-faktor tersebut, pergerakan harga saham juga tergantung pada kinerja perusahaan, kesehatan industri, sentimen pasar, dan faktor-faktor lain yang dapat muncul secara dinamis.

Kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) memiliki dampak signifikan terhadap pasar saham di Indonesia. Ketika suku bunga BI mengalami peningkatan, sektor-sektor seperti perbankan, pembiayaan, dan asuransi yang rentan terhadap perubahan suku bunga dapat mengalami peningkatan margin keuntungan. Ini disebabkan oleh permintaan pembiayaan yang masih tinggi, mendorong institusi keuangan untuk memberikan pinjaman dengan suku bunga yang lebih tinggi.

Ketika Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga pada bulan Oktober, dampaknya dirasakan secara luas di berbagai sektor pasar saham. Salah satu sektor yang terpengaruh adalah sektor energi, di mana harga saham perusahaan-perusahaan energi dapat mengalami penurunan. Kenaikan suku bunga biasanya mengakibatkan biaya modal meningkat bagi perusahaan energi yang seringkali memerlukan investasi besar untuk proyek-proyek mereka. Hal ini dapat mengurangi daya tarik investasi di sektor energi dan menekan harga saham perusahaan-perusahaan di sektor ini.

Sektor industri juga merupakan salah satu yang terdampak oleh kenaikan suku bunga. Perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sektor ini biasanya membutuhkan pinjaman dan modal untuk mengelola operasional mereka. Dengan naiknya suku bunga, biaya pinjaman meningkat, yang kemudian dapat mengurangi profitabilitas perusahaan arang dan menurunkan harga saham mereka.

Selain itu, sektor konsumen non-primer juga dapat merasakan dampak kenaikan suku bunga. Konsumen yang tergolong dalam kategori ini cenderung lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga karena adanya pengaruh terhadap keputusan pembelian mereka. Kenaikan suku bunga dapat menyebabkan penurunan daya beli konsumen, sehingga perusahaan-perusahaan di sektor ini mungkin mengalami penurunan penjualan dan kinerja, yang kemudian tercermin dalam penurunan harga saham mereka.

Secara keseluruhan, kenaikan suku bunga Bank Indonesia pada bulan Oktober memiliki dampak yang signifikan terhadap beberapa sektor saham, termasuk energi, arang, dan konsumen non-primer. Investor dan pelaku pasar saham perlu memperhatikan dengan cermat perubahan kebijakan moneter seperti ini dalam merencanakan strategi investasi mereka.

Selain itu, suku bunga BI juga mempengaruhi minat investor terhadap pasar saham Indonesia. Ketika suku bunga BI naik, minat investor untuk melakukan investasi dalam pasar saham Indonesia cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh kenaikan tingkat suku bunga acuan BI yang membuat investor lebih tertarik untuk berinvestasi di instrumen keuangan lain, seperti obligasi, yang menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dan lebih stabil dalam konteks kenaikan suku bunga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun