Mohon tunggu...
Niam At Majha
Niam At Majha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat Buku dan Penikmat Kopi

Penulis Lepas dan Penikmat Kopi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyebar Kesedihan

9 Desember 2022   07:56 Diperbarui: 9 Desember 2022   08:29 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saban pagi, bagun tidur terus mandi tidak lupa menggosok gigi; sarapan aktifitas kecil dengan putri kami, memberi makan ikan Koi di kolam depan rumah. Sesekali mengamati, melihat, menilik dan merenungkan gegap gemita, hura-hura, dan sandiwara yang ada di media sosial, baik facebook, twiter, IG bahkan wattsapp. Saya selalu mendapatkan hiburan tersendiri setelah berselancar di dunia maya tersebut,  hasil reka ciptaan manusia.

Banyak hal, pelajaran yang saya dapatkan dari itu, terutama perihal kehidupan  berumah tangga, para mama muda, papa muda, yang menikah belum waktunya, maksudnya terlalu cepat dalam mengambil sebuah keputusan untuk menikah; di karenakan telah menemukan belahan cintanya dan khawatir apabila cintanya akan pindah kelain hati; sehingga harus mempercepat ikatan cinta yaitu pernikahan; padahal untuk merubah cara pandang dari lelaki menjadi suami saja masih belum mampu. Hal inilah seringkali terjadi sehingga banyak kaum istri banyak yang curhat di ruang pribadi namun publik, gara-gara suaminya belum dewasa dari berbagai hal, berbagai kondisi baik ekonomi atau psikologi serta terpancing dengan pertanyaan"Apa yang kau pikirkan?"

Kemarin lalu, saya bertemu dengan teman dia sudah beristri, mempunyai seorang putri; di sela-sela kami ngopi bareng serta membahas tentang langkah kedepan untuk membuat sebuah usaha yang bergerak dibidang perkopian. Kami saling bercerita tentang kondisi dirumah masing-masing. Namun realitanya saya hanya mendengarkan saja, teman saya tersebut banyak curhat, tentang istrinya yang kurang memahami perihal pekerjaannya sebagai sales barang-barang kebutuhan rumah tangga.

"Saya kalau pulang telat selalu dimarahi, padahal saya bekerja banting tulang seperti ini untuk mensejahterakan keluarga, sehingga akan menjadi lebih baik dari sebelumnya, baik dari segi manapun, kau tentu sendiri tahu bagaimana kehidupan di masyarakat sebenarnya itu seperti apa? Tak seindah seperti iklan-iklan di televisi,"

Ketika mendengarkan penjelasan tersebut saya berusaha mencari titik temu; kenapa istrinya seperti itu, apa kurang percaya dengan pekerjaan yang dijalani saat ini.

"Apa istrimu itu pencemburu, atau kau pernah menghianatinya? Sehingga jika kau pulang malam selalu dicurigai terus?

Rentetan pertanyaan yang saya lontarkan tersebuat membuat teman saya lebih serius dalam meminum kopi. Dia sedang berfikir serius tentang penjelasan pertanyaan saya tersebut.

"Saya tak pernah menghianatinya, saya mencintainya, saya ingin membahagiakan, memenuhi kebutuhan yang ia ingini, namun mungkin istri saya masih labil tentang niat saya tersebut."

Sebagai seorang suami harus mampu membimbing dan mendidik istrinya. Bertanggung jawab sepenuhnya baik lahir atau batin. Karena sejak ijab qobul diuacapkan, jiwa laki-laki harus diubah menjadi jiwa istri. Kedua jiwa harus saling menyatu, memahami dan mengerti; dipahami dan memahami.

Lain hari saya mendapatkan status wattsap dari istri teman saya tersebut; yang intinya kalau ingin dipatuhi segala permintaannya, dan inginnya jangan mendahukan ego, bagaimana istri mau manut jika suami masih mementingkan dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun