Mohon tunggu...
nia hanifah
nia hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Menulis dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jaga Jempolmu! saatnya Berbahasa Benar, Baik, dan Santun di Era Digital

21 September 2025   21:17 Diperbarui: 21 September 2025   21:22 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bahasa adalah cermin kepribadian. Di era digital seperti sekarang, bahasa menjadi jembatan utama komunikasi, baik di media sosial, forum daring, maupun pesan pribadi. Satu ketikan saja bisa menyebar ke ratusan bahkan ribuan orang dalam hitungan detik. Sayangnya, perkembangan teknologi sering membuat kita abai terhadap cara berbahasa. Kata-kata singkat, penggunaan bahasa kasar, bahkan ujaran kebencian sering kita temui di jagat maya. Maka, sudah saatnya kita mengajak seluruh pengguna internet khususnya generasi muda untuk berbahasa dengan benar, baik, dan santun.

Mengapa Bahasa yang Baik Itu Penting?

Bahasa adalah cermin pikiran dan kepribadian kita. Cara kita menulis di media sosial menggambarkan cara kita berpikir. Jika kita terbiasa menggunakan bahasa yang asal-asalan, maka kualitas komunikasi pun ikut menurun. Tak jarang, kesalahpahaman terjadi hanya karena pilihan kata yang kurang tepat. Lebih jauh lagi, bahasa yang kasar dan menyerang dapat memicu perpecahan, konflik, bahkan kasus hukum. Inilah yang harus kita perbaiki bersama.

Siapa yang Harus Kita Ajak?

Ajakan ini terutama ditujukan kepada generasi muda pelajar, mahasiswa, dan pengguna aktif media sosial. Mereka adalah kelompok yang paling banyak berinteraksi di ruang digital dan memiliki pengaruh besar dalam membentuk budaya komunikasi. Namun, ajakan ini tentu berlaku untuk semua orang, karena siapa pun bisa menjadi panutan melalui bahasa yang digunakan.

Apa yang Harus Dilakukan?

Mari mulai dari hal sederhana: gunakan bahasa Indonesia yang benar sesuai kaidah. Manfaatkan ejaan yang disempurnakan agar pesan kita mudah dipahami. Hindari kata-kata kasar, sarkasme berlebihan, dan hinaan yang hanya menambah panas suasana. Jika kita ingin mengkritik, lakukan dengan santun dan berbasis data, bukan emosi semata.

Ajakan ini berlaku di semua ruang digital: media sosial, grup percakapan, forum daring, hingga kolom komentar berita. Tidak perlu menunggu momen tertentu kita bisa memulainya sekarang. Setiap kata yang kita ketik dapat menjadi contoh bagi orang lain.

Bagaimana Caranya?

Kuncinya adalah konsistensi. Mulailah dengan mengenali kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bacalah lebih banyak buku, artikel, atau berita yang menggunakan bahasa baku agar kita terbiasa melihat contoh yang tepat.

Terapkan prinsip 3S: Singkat, Sopan, Santun.

  • Singkat agar pesan mudah dipahami tanpa menimbulkan salah tafsir.
  • Sopan untuk menghormati siapa pun yang membaca, meskipun berbeda pendapat.
  • Santun agar suasana komunikasi tetap positif dan tidak memicu konflik.

Selain itu, biasakan berpikir sebelum mengetik. Tanyakan pada diri sendiri: "Apakah kata-kata saya akan bermanfaat atau justru melukai orang lain?" Jika perlu, bacalah ulang pesan sebelum dikirim untuk memastikan tidak ada kata yang berpotensi menyinggung. Kita juga bisa memanfaatkan teknologi untuk membantu berbahasa dengan baik. Gunakan fitur pemeriksa ejaan, kamus daring, atau situs resmi KBBI untuk memastikan kata-kata yang kita pakai sudah tepat. Dan yang tak kalah penting, jadilah teladan. Jika kita konsisten menggunakan bahasa yang baik dan santun, orang lain akan meniru. Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil, termasuk dari bahasa yang kita gunakan setiap hari.

Era digital memberi kita kebebasan berpendapat, tetapi kebebasan itu datang bersama tanggung jawab. Dengan menjaga bahasa, kita tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga menciptakan ruang digital yang sehat dan produktif. Mari jaga jempol kita, pikirkan sebelum mengetik, dan wujudkan budaya berbahasa yang benar, baik, dan santun.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun