Mohon tunggu...
Ni Wayan Savitri Satyavati
Ni Wayan Savitri Satyavati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi memasak dan saya orangnya sangat baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hidrolisis Garam

3 Juli 2023   12:48 Diperbarui: 3 Juli 2023   12:53 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Garam merupakan senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa. Secara umum, garam terbentuk ketika ion positif (kation) dari basa bertemu dengan ion negatif (anion) dari asam. Reaksi ini disebut reaksi netralisasi. Pada umumnya garam berbentuk padat dan larut dalam air. Ketika garam larut dalam air, ion-ionnya berdisosiasi, membentuk larutan yang mengandung ion-ion tersebut. Contoh garam umum termasuk natrium klorida (NaCl), kalium nitrat (KNO3), dan kalsium karbonat (CaCO3).

       Hidrolisis berasal dari kata hidro yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian. Hidrolisis merupakan reaksi penguraian garam dalam air, yang menghasilkan ion positif dan ion negatif.  Hidrolisis garam adalah reaksi kimia antara garam dan air yang menyebabkan perubahan pH larutan. Reaksi hidrolisis garam dapat menghasilkan larutan yang bersifat asam, basa, atau netral, tergantung pada sifat asam atau basa dari ion-ion yang terlibat, yang dimana ion-ion tersebut akan bereaksi dengan air dan mengalami reaksi hidrolisis. Berikut ini beberapa hal yang mungkin terjadi pada reaksi hidrolisis:

  • Ketika kation dari garam bereaksi dengan air menghasilkan H+, maka konsentrasi ion hidrogen akan lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi ion hidroksida sehingga larutan bersifat asam.
  • Ketika anion dari garam bereaksi dengan air menghasilkan ion hidroksida, maka konsentrasi ion hidrogen akan lebih kecil dari pada konsentrasi ion hidroksida, sehingga larutan bersifat basa.
  • Ketika kation maupun anion dari garam tidak bereaksi dengan air, maka konsentrasi ion hidrogen dan hidroksida akan konstan dan larutan bersifat netral.

       Reaksi hidrolisis garam dapat terjadi jika ion-ion yang dihidrolisis berasal dari garam yang mengandung asam lemah atau basa lemah. Ada 4 jenis garam yaitu:

  • Garam Dari Asam Lemah Dan Basa Kuat
  • Garam  yang terbentuk dari reaksi antara asam lemah dan basa kuat, sifat hidrolisis garam tersebut akan membuat larutan bersifat basa. Hal ini disebabkan oleh sifat asam lemah yang terdapat pada garam tersebut. Contohnya, garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah adalah natrium asetat (CH3COONa), yang terbentuk dari reaksi antara asam asetat (CH3COOH) yang merupakan asam lemah dan natrium hidroksida (NaOH) yang merupakan basa kuat. Dalam larutan natrium asetat, ion asetat (CH3COO-) akan mengalami hidrolisis, menangkap ion hidrogen (H+) dari air untuk membentuk molekul asam asetat. Ion hidrogen yang ditangkap oleh ion asetat akan mengurangi konsentrasi ion hidrogen dalam larutan, sehingga meningkatkan konsentrasi ion hidroksida (OH-) dalam larutan. Sehingga, larutan natrium asetat akan bersifat basa.
  • Garam Dari Asam Kuat Dan Basa Lemah
  • Garam yang terbentuk dari reaksi antara asam kuat dan basa lemah, sifat hidrolisis garam tersebut akan membuat larutan bersifat asam. Hal ini disebabkan oleh sifat basa lemah yang terdapat pada garam tersebut. Contohnya, garam amonium klorida (NH4Cl) terbentuk dari reaksi antara asam amonium (NH4OH) yang merupakan asam lemah dan asam klorida (HCl) yang merupakan asam kuat. Dalam larutan amonium klorida, ion amonium (NH4+) akan mengalami hidrolisis, melepaskan ion hidrogen (H+) ke dalam larutan. Ion hidrogen tersebut akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen dalam larutan, sehingga membuat larutan bersifat asam.
  • Garam Dari Asam Kuat Dan Basa Kuat
  • Garam yang terbentuk dari reaksi antara asam kuat dan basa kuat, sifat hidrolisis garam tersebut akan menghasilkan larutan netral. Ini berarti bahwa larutan garam tidak akan menunjukkan sifat asam atau basa yang signifikan. Contohnya, garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat adalah natrium klorida (NaCl), yang terbentuk dari reaksi antara asam klorida (HCl) yang merupakan asam kuat dan natrium hidroksida (NaOH) yang merupakan basa kuat. Dalam larutan natrium klorida, ion-ion Na+ dan Cl- tidak mengalami hidrolisis yang signifikan. Ion-ion dalam garam NaCl tidak berpartisipasi dalam reaksi hidrolisis dengan air. Sebagai hasilnya, tidak ada perubahan konsentrasi ion hidrogen (H+) atau ion hidroksida (OH-) dalam larutan. Oleh karena itu, larutan natrium klorida bersifat netral.
  • Garam Dari Asam Lemah Dan Basa Lemah
  • Garam yang terbentuk dari reaksi antara asam lemah dan basa lemah dapat menghasilkan larutan yang bersifat asam, basa, atau netral, tergantung pada kekuatan relatif asam dan basa yang terlibat. Contohnya, garam amonium asetat (NH4CH3COO) yang terbentuk dari reaksi antara asam asetat (CH3COOH) yang merupakan asam lemah dan amonium hidroksida (NH4OH) yang merupakan basa lemah. Dalam larutan amonium asetat, ion amonium (NH4+) akan memiliki kecenderungan untuk menerima proton dari air, sehingga meningkatkan konsentrasi ion hidroksida (OH-) dalam larutan. Sehingga, larutan amonium asetat akan bersifat basa.Namun, dalam keadaan tertentu, garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah dapat menghasilkan larutan netral jika kekuatan asam dan basa tersebut seimbang. Sifat hidrolisis garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah dapat bervariasi tergantung pada kekuatan relatif asam dan basa tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun