Mohon tunggu...
Ngainun Naim
Ngainun Naim Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Penulis buku JEJAK INTELEKTUAL TERSERAK (2023). Dosen UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Jawa Timur. Pengelola http://www.spirit-literasi.id. dan http://www.ngainun-naim.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mulailah di Kertas, Jangan Langsung di Komputer

31 Januari 2023   21:58 Diperbarui: 31 Januari 2023   22:02 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngainun Naim

Menulis itu soal budaya. Ia harus dilakukan sesering mungkin. Kalau bisa dilakukan setiap hari meskipun itu hanya satu atau dua paragraf. Bukan soal banyak atau sedikit tetapi soal berjuang untuk menulis setiap hari.

Mungkin ini dianggap berlebihan. Namun dalam konteks tradisi, ini perlu diperjuangkan. Perjuangan ini akan terasa manfaatkan ketika sudah rutin dijalankan.

Jika menulis jarang dilakukan, menulis akan kurang lancar. Ada hambatan untuk menuangkan gagasan dari pikiran ke tulisan. Tapi jika sering dilakukan, hambatan itu akan terkurangi. Jika pun ada hambatan, biasanya akan menemukan solusi untuk mengatasi.

Menulis memang tidak selalu berkaitan dengan mudah atau sulit. Jika ada yang mengatakan bahwa menulis itu sulit, saya kira ada benarnya. Tapi harus dilihat konteksnya dulu. Begitu juga dengan pendapat yang menyatakan bahwa menulis itu mudah, juga ada benarnya. Tapi juga harus dilihat konteksnya juga. Hal ini disebabkan karena sesungguhnya menulis itu berkaitan dengan banyak aspek yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

Tulisan seperti yang Anda baca ini tentu tidak terlalu sulit membuatnya. Saya menulis draftnya di atas bus. Ya, saya sedang dalam perjalanan dari Surabaya menuju Tulungagung. Perjalanan panjang selama sekitar 3 jam saya isi---antara lain---dengan membuat catatan ini.

Pelan-pelan saya menuliskan di HP. Satu demi satu kalimat saya rangkai. Memang tidak mudah mengetik di atas bus yang berjalan kencang. Beruntung sekitar satu jam bus melewati jalan tol. Jadi relatif tenang sehingga memungkinkan saya menulis.

Berbeda dengan menulis artikel jurnal yang memerlukan riset mendalam, referensi memadai, dan proses review yang panjang. Saat menulis artikel jurnal, risetnya lumayan panjang. Begitu juga membaca referensinya. Saat sudah jadi dan dikirim ke jurnal, jika akan dimuat hampir pasti harus melakukan revisi beberapa kali sesuai dengan catatan reviewer.

Beda lagi dengan menulis buku referensi. Menulis jenis ini membutuhkan "nafas panjang". Bab demi bab harus ditulis. Ratusan halaman harus dijalani.

Jadi persoalannya memang bukan mudah atau sulit. Ini---sekali lagi---berkaitan dengan banyak aspek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun