Mohon tunggu...
Nurul Furqon
Nurul Furqon Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Nama saya Nurul Furqon, saya berasal dari kabupaten Sumedang, riwayat pendidikan saya SDN Babakandesa, SMPN 1 Cibugel, SMAN Situraja. Dan sekarang saya menjadi Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Mencari Kebenaran dan Agama Memberi Kebenaran

9 September 2020   07:00 Diperbarui: 9 September 2020   07:04 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebenaran berdasarkan manusia/logis ini didasarkan pada kajian logika manusia, kajian ini hampir sama dengan kajian mitos pada zaman dahulu. Namun perbedaanya standar logis pada zaman sekarang dan dulu berbeda sehingga kajian inipun berbeda dengan mitos.

Kajian logis pada kajian ini lebih di tekankan kepada sain, sehingga sesuatu disebut logis apabila telah dibuktikan secara nalar dan sain. Kita bisa membuktkikan bahwa hujan itu ada karena terjadi penguapan air laut yang menjadi awan, dan awan yang mengumpul akhirnya jatuh ke bumi menjadi butiran butiran air yang kita sebut air hujan.

Kajian kebenaran berdasarkan wahyu ini didasarkan kepada kitab suci atau apapun itu yang ada sangkut pautnya dengan Tuhan, atau yang bisa kita sebut sebagai ajaran agama. Semua pertanyaan manusia akan terjawab oleh agama baik mitos-mitos yang tercipta atau rasionalisme manusia.

Kebenaran dari tuhan ini bersifat konkret atau mutlak. Kita tidak bisa menentangnya apapun alasannya.

Memang ada beberapa yang tidak masuk akal bagi kita, seperti misalnya surga dan neraka. Kita tidak bisa memercayainya jika kita hanya menggunakan logika saja.

Kebenaran tuhan bersifat supra rasional, sebuah kebenaran yang tidak masuk akal. Itu terjadi karena kapasitas otak manusia tidak sanggup mencapainya.

Ada banyak sekali agama dengan ajaran yang berbeda-beda pula, namun kita tidak tahu mana yang benar. Dengan adanya filsafat dan agama ini kita akan tahu apa yang harus kita lakukan, dan menyakini kebenaran agama.

Kita tidak akan merasionalisasi agama karena dalam rasionalisme ada batasnya. Namun rasionalis otak manusialah yang diagamakan.

Kita tahu bagaimana cara mengkaji kebenaran suatu agama. Kedua hal ini akan sangat melengkapi satu sama lain. Kita akan terhindar dari dogmatisme agama dan kesesatan dalam berfikir, atau lebih tepatnya kita tidak akan terjebak dalam logika berfikir sehingga kita tidak akan menjadi atheis.

Dan dengan adanya kedua hal tersebut kita akan sampai pada kebenaran yang mutlak, yaitu kebebaran Ilahi. Berfikirlah dalam agama dan beragamalah dengan berfikir.

Terima Kasih
Salam dari Penulis
Nurul Furqon

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun