Mohon tunggu...
Dwi Suparno
Dwi Suparno Mohon Tunggu... Administrasi - Pejuang Receh

Kuli pabri..Bisa ditemui di nfkaafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Performa Mantap Duet Skutik Yamaha Mio dengan Pertalite

6 September 2015   04:07 Diperbarui: 6 September 2015   04:24 6699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa bulan yang lalu,seorang teman memposting sebuah motor matik Yamaha yaitu Mio J yang sedang menjalani servis besar di bengkelnya.Dilihat dari tipenya,skutik dari Yamaha ini masih tergolong baru,dilihat jarak tempuh yang tertera di speedometernya saja baru mencapai sekitar 20-an ribu kilometer.Berdasarkan keterangan dari pemiliknya,tenaga yang dihasilkan oleh skutik Mio J ini sudah kurang responsif serta mesin terdengar kasar suaranya.Setelah dibuka head cylindernya, ketahuanlah penyebab dari 'loyo'nya tenaga si Mio J ini.Terlihat seperti gambar diatas, permukaan head cylindernya dipenuhi dengan kotoran hydrocarbon (kerak karbon).Tidak hanya itu saja,kepala piston-nya juga menghitam diselimuti kerak karbon tersebut.Usut punya usut,ternyata sejak pertama Mio J ini menjejak jalanan sampai menjalani 'opname',pemiliknya selalu menggunakan bahan bakar jenis premium sebagai asupan tenaganya.

Apa yang menimpa pemilik Mio J tersebut juga pernah penulis rasakan.Skutik Mio J yang saban hari selalu setia mengantar istri saya berangkat dan pulang kerja,beberapa bulan yang lalu terpaksa harus menjalani perawatan di bengkel Yamaha.Penyebabnya hampir sama yaitu tenaga kurang responsif serta mesin terdengar nggelitik atau knocking.Setelah dibongkar head cylindernya, pemandangannya sama persis dengan gambar diatas,kerak karbon yang menumpuk. Dari pihak bengkel memberikan penjelasan bahwa bunyi ngelitik atau detonasi pada mesin motor bisa terjadi karena bensin premium lebih cepat terbakar secara spontan sehingga tenaga untuk menggerakkan mesin serta beban kendaraan,lebih kecil dari yang dibutuhkan.Apalagi didalam ruang bakar sudah menumpuk kerak karbon yang pada saat suhu tinggi,kerak tersebut akan membara dan menjadi pemicu tambahan terjadi gejala menembak atau detonasi.Bila dibiarkan terus menerus,bunyi ngelitik tersebut ternyata dapat membawa masalah serius pada mesin kendaraan bermotor seperti mesin menjadi lebih panas bahkan lebih parahnya dapat membuat komponen piston menjadi rusak hingga berlubang serta bisa membuat stang piston menjadi bengkok.

Wih…ngeri juga ya,soalnya saya punya pengalaman pernah ganti piston,stang piston dan tetek bengek komponen daleman mesin lainnya sewaktu masih memakai sepeda motor bebek dari pabrikan lainnya.Ongkos penggantian spare part tersebut serta biaya pasangnya bisa buat DP motor baru hehehehe….Untungnya skutik Mio J kepunyaan istri saya ini komponen dapur pacunya masih dalam kondisi baik baik saja.Lega hati ini.

Berkaca pada kedua peristiwa tersebut diatas,ternyata penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor seharusnya disesuaikan dengan standar yang telah ditentukan.Sementara itu,mesin kendaraan bermotor yang diproduksi 5 tahun terakhir ini sudah menggunakan kompresi mesin yang tinggi,kebanyakan menggunakan rasio 9-11 : 1.Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi (irit bahan bakar) dan menurunkan kadar emisi.Untuk memenuhi kinerja kompresi mesin tersebut dibutuhkan bahan bakar dengan nilai oktan/RON (Research Octane Number) yang tinggi.Yang dimaksud angka oktan adalah angka yang menunjukkan berapa besar tekanan maksimum yang bisa diberikan di dalam mesin sebelum bensin terbakar secara spontan.

Kadar oktan dalam bensin juga sering dikait-kaitkan dengan soal ramah lingkungan yang ditentukan oleh ada tidaknya kandungan timbal (tetraethyl lead/TEL) dalam bensin.Saat ini, semua produk bensin beroktan di atas 90 sudah tidak mengandung timbal lagi menyesuaikan dengan regulasi EURO 3.Sayangnya di Indonesia masih banyak ditemukan kendaraan pribadi atau umum yang masih berstandar emisi EURO 1.Standar emisi ini sangat berperan sekali dalam kelestarian lingkungan khususnya kualitas udara.Nah,berikut ini tabel perbandingan kompresi mesin dengan kebutuhan nilai oktan bensin :

Sumber data : kompasotomotif.com

Pada mesin-mesin motor lama yang masih menggunakan karburator,hubungan antara perbandingan kompresi dengan nilai oktan tidak bisa ditawar lagi (lihat tabel diatas).Sedangkan pada mesin motor dengan sistem injeksi berdasarkan penelitian masih bisa menggunakan nilai oktan yang lebih rendah berkisar 5-7 poin.Misalnya perbandingan kompresi 10: 1,masih bisa menggunakan bensin 95 atau 92.Disamping itu mesin dengan sistem injeksi sudah dilengkapi dengan “knock sensor” atau sensor gejala detonasi.Bila terjadi gejala detonasi,komputer/ECU akan mengatur waktu pengapian secara otomatis dengan mengubah jadwal busi memicu api lebih cepat atau memajukannya.Kalau tidak ada gejala menembak,komputer akan mengembalikannnya ke kondisi semula.

Di Indonesia sendiri disediakan tiga jenis bensin yang dibedakan berdasarkan nilai oktannya,yaitu Premium (RON 88),Pertamax Biru (RON 92) dan Pertamax Plus (RON 95).Semakin tinggi nilai oktan bensin tersebut, semakin mahal pula harganya.Faktor harga inilah yang menyebabkan banyak pengguna kendaraan bermotor termasuk saya serta pemilik Mio J tersebut diatas lebih memilih premium.Apalagi bila harga premium diturunkan lagi oleh Pemerintah karena harga minyak dunia yang sedang menurun seperti kondisi saat ini.Selain itu perbedaan harga antara Premium dan Pertamax yang semakin besar membuat pemilik kendaraan bermotor semakin tergoda beralih ke Premium.Pasalnya, mereka memperoleh keuntungan biaya operasional yang makin murah.Namun yang menjadi korbannya adalah mesin kendaraan dan lingkungan.Faktanya bahwa masyarakat masih lebih memilih BBM murah meskipun kualitasnya tidak memenuhi untuk kendaraan yang dipakainya.

Melihat spesifikasi teknis yang tercantum pada buku manual,skutik Mio J saya ini,skutik Yamaha tersebut sudah mengadopsi teknologi fuel injeksi yang diberi nama Yamaha Mixture Jet Fuel Injection (YMJET-FI) serta sudah menggunakan kompresi mesin yang tinggi yaitu rasio 9,3 : 1.Mengacu pada tabel tersebut diatas,skutik Mio Yamaha tersebut seharusnya meminum bahan bakar yang mempunyai oktan di bilangan antara 90 - 95,idealnya di bilangan 92 (Pertamax Biru).Sedangkan bila kedua mesin motor skutik yang sudah mempunyai perbandingan kompresi tinggi tersebut dipaksa -meski tetap bisa bekerja-diberi premium yang mempunyai RON 88,kemampuannya menghasilkan tenaga menjadi tidak maksimal.Efek selanjutnya umur pakai komponen dapur pacunya menjadi lebih pendek/menurun.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun