Mohon tunggu...
Neza Afriana
Neza Afriana Mohon Tunggu... -

Kuliah di universitas malikussaleh, Jurusan Teknik Informatika

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Banyak Pengemis Berkeliaran Dimana-mana

5 Januari 2014   16:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:07 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sekarang ini banyak pengemis yang berkeliaraan dimana-mana.bukan dikota-kota besar saja di kota kecil dan di perumahan penduduk pun sudah ada pengemis  yang dating.Di aceh banyak pengguran seperti,pengemis terkadang pengemis jaman sekarang bukan lagi  orang-orang cacat melainkan orang yang muda dan kuat mencari nafkah dengan meminta-minta karena di aceh banyak oaring males.Seharusmya pengemis yang punya tenaga kuat dan keahlian diberi pekerjaan yang layak oleh pemerintah janganlah mereka masi menjadi pengemis sampai saat sekarang ini.sangat disayang waktu dan tenaga mereka terbuang sia-sia hanya untuk mengemis.hasil dari mereka minta-minta pun tidak  seberapa dengan keringat mereka.

Saat ini ada seorang ibu yang tega menyuruh anak-anaknya untuk mengemis dikede-kede,dimana letak kasih seorang ibu,seharusnya anak itu disekolahkan dan bias bermain dengan temannya seperti anak-anak seusianya,ini malah masa kecilnya hilang karena disuruh bekerja.Jaman sekarang orang memperdepankan uang anak terbengkalai dan tidak  pun diurus,begitulah sebagian rakyat aceh.sedih kita membayangkannya,semoga pemerintah bisa membuat tempat usaha untuk para-para pengemis ini supaya mereka tidak terlantar seperti itu.

Aceh  memang  identik dengan kemiskinan di berbagai daerah yang ada di Indonesia. Di setiap daerah, pasti ada daerah yang perumahannya berdempetan satu sama lainnya. Banyaknya pengemis, pengamen, dan gelandangan dapat menggambarkan masyarakat miskin di perkotaan. Bahkan masih banyak juga gelandangan yang tidur di depan emperan toko di pinggir jalan di malam hari.

saya banyak menemukan pengemis dan pengamen yang banyak berkeliaran di jalan dan dimana saja yang ada orangnya. Hampir satu jam saya duduk-duduk disitu, hampir 3 menit sekali ada pengemis dan pengamen yang menyambangi saya. Dan yang paling banyak adalah anak-anak yang masih di bawah umur. Terkadang anak-anak yang masih di bawah umur itu hanyalah anak-anak yang disuruh mengemis oleh salah satu bos yang mengawasi dan mengatur mereka, para anak-anak kecil itu diorganisasi oleh salah satu bos yang hanya bisa menyuruh anak-anak itu dan meminta uang hasil mereka mengemis. Ironis memang, saat kita berfikir kasihan kepada mereka , belas kasihan kita malah akan dibalas dengan semakin semangatnya mereka untuk melakukan pekerjaan yang mereka tekuni itu. Tetapi jika kita tidak memberi uang pada mereka, rasanya tidak tega melihat wajah mereka yang mengundang rasa iba. Padahal kebanyakan mereka yang mengemis dan pengamen itu adalah orang sehat, orang yang masih kuat untuk bekerja, dan tidak ada kekurangan satupun dalam fisiknya. Hanya gaya berpakaiannya saja yang di buat memelas oleh mereka. Mental pengemis nampaknya sudah menjadi cirri khas bangsa kita ini. Umumnya, pengemis adalah mereka yang sudah tidak bisa bekerja lagi atau atau mereka yang sudah tidak bisa produktif lagi karena berbagai kendala fisik atau karena memang mereka sudah tua. Namun berbanding terbalik dengan kenyataan yang terjadi di sekitar kita sekarng ini, banyak pengemis yang hanya berpura-pura miskin padahal sebenarnya dia orang kaya yang malas untuk bekerja. Banyak cara yang sebenarnya sudah dilakukan baik oleh lembaga pemerintah maupun non pemerintah dan juga individu-individu pemerhati kemiskinan untuk mengatasinya, seperti migrasi penduduk dari daerah padat penduduk ke daerah yang masih jarang penduduknya, penanggulangan bertambahnya penduduk dengan program Keluarga Berencana(KB) dll. Semua yang sudah dilakukan tersebut ternyata belum berhasil untuk mengurangi angka kemiskinan dan mengurangi para pengemis,pengamen dan gelandangan yang ada di Negara ini. Fenomena tersebut berdasarkan kenyataan dilapangan, memang fenomena tersebut tidak berkurang malah semakin menjamur dimana-mana. Banyak hal yang bisa membuat mereka betah menjadikan pekerjaan itu (pengemis dan pengamen) sebagai pekerjaan tetap mereka, antara lain karena mereka tidak memiliki keahlian yang khusus untuk mereka mencari pekerjaan yang lebih layak, keadaan ekonomi yang sulit membuat mereka melakukan pekerjaan yang gampang mendapatkan uang seperti itu, kebutuhan hidup manusia yang semakin hari semakin banyak dan mahal, kadang juga karena sudah tidak adanya keluarga yang mendampinginya , rasa malas yang sering muncul ketika mau mencari pekerjaan yang lebih layak, karena pekerjaan pengamen dan pengemis adalah pekerjaan yang gampang, maka pekerjaan ini benar-benar dijadikan profesi yang lebih menjanjikan untuk mereka. Dan urbanisasi yang semakin banyak tanpa diimbanginya dengan ketersediaan lapangan kerja yang lebih layak untuk mereka. Inilah sebuah fenomena masyarakat yang sangat ironis yang ada disekitar kita, sayangnya pemerintah belum begitu mau serius menangani persoalan tersebut. Tidak menutup kemungkinan akan banyak lagi pengemis dan pengamen apalagi gelandangan kalau tidak segera dilakukan langkah tegas oleh pemerintah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun