Go Dok- Difteri Nama penyakit yang mungkin masih terdengar asing di telinga Anda. Yuk, kenali penyakit ini lebih dalam lewat penjelasan  berikut!
Mengenal Difteri
Difteri adalah infeksi akut yang disebabkan oleh basil Corynebacterium diphtheriare. Umumnya menyerang saluran pernapasan atas, basil ini awalnya akan membentuk pseudomembran (lapisan putih keabu- abuan) dan menghasilkan toksin yang mulanya bersifat lokal. Namun, secara perlahan toksin ini akan menyebar ke seluruh tubuh lewat saluran getah bening dan pembuluh darah. Dampaknya, pasien berisiko besar mengalami infeksi di beberapa organ penting tubuh, semisal kelenjar getah bening, jantung, ginjal, dan jaringan saraf.
Lebih lanjut, basil yang terus bermutiplikasi di saluran pernapasan atas dapat menular ke tubuh lain melalui kontak langsung atau paparan lendir (ingus) pasien.
Epidemiologi
Difteri pernah menjadi penyebab utama kematian anak-anak secara global. Di AS, tercatat 206.000 kasus penyakit ini pada tahun 1921; dengan 15.520 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Pasca ditemukan vaksinnya, angka kasus penyakit ini kemudian turun secara dratis -setidaknya itulah yang tercermin di AS dan  negara-negara lainnya.
Indonesia termasuk negara endemik difteria; dengan jumlah kasus tertinggi menimpa anak usia 2-5 tahun. Namun, demografi ini terbukti dapat ditekan jumlahnya dengan penerapan jadwal imunisasi yang teratur dan tepat waktu.
Penyebab
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, difteri disebabkan oleh infeksi Corynebacterium diphtheriare.Basil ini dapat menular dari orang ke orang melalui berbagai cara, mulai dari kontak langsung hingga paparan lendir (ingus).
Waspada! Selain keluar saat pasien batuk atau bersin, lendir juga dapat menempel di benda-benda rumah tangga. Nah, ketika Anda memakai alat tersebut, maka besar kemungkinan Anda akan turut terkena penyakit yang sama. Â Selain menempel di benda rumah tangga, lendir juga bisa menginfeksi tubuh lewat luka basah/terbuka. Â Karenanya, ada baiknya bagi Anda untuk menghindari kontak dengan penderita; setidaknya hingga luka mulai mengering.
Faktor resiko