Mohon tunggu...
Cinta Renjana
Cinta Renjana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Naskah Drama Opera, Hoby Otodidak

Menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Entek Amek, Kurang Golek"

28 April 2018   15:23 Diperbarui: 28 April 2018   15:43 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | sewarga.com

"Entek amek, kurang golek" 'Habis ambil, kurang cari" Alih bahasa :

wo wo wO WO ...
Saya cepet-cepetan translate kata-kata judul diatas.

Karena saya sengaja pakai bahasa daerah Jawa, jangan sampai ada yang salah paham, dikira saya menonjolkan ke'suku'an. Saya tidak bermaksud begitu, karena ungkapan itu asli punya orang Jawa.

Pak Karto memang pasutri teladan di desanya, cintanya tak perlu diragukan, pasangan suami istri yang 'endless love' banget. Tiada wanita lain di hidup pak Karto, demikian juga bu Karto yang namanya sendiri Sukarti, tapi lebih fasih dipanggil bu Karti.

Sepulang dari sawah, wajah suram nampak jelas pak Karto sedang bermuram durja.

Langsung pakai bahasa Indonesia saja yaa, biar nggak ribet.

"Pak'e ... knapa sampeyan kok kelihatan seperti mendhung suram gerimis mengundang, rehat dulu, minum air kendhi, biar anyes, sekalian makan gethuk goreng itu di lincak (bangku bambu) sudah tersaji, masih hangat." pak Karto tetap diam, wajah dilipat, kelihatan bete. Padahal bu Karti sudah menyambutnya dengan senyum manisnya.

"Entek amek, kurang golek" jawab pak Karto kemudian, sambil nenggak minum air tawar dari kendhi.

"Ya sudah to pak'e, habis ya ambil lagi, kalau kurang ya cari atau kalau ada uang ya beli lagi, gitu saja kok repot." tetap dengan sikap ramah dan bernuansa guyon / canda.

"Tidak begitu bu'ne."
"Hlaa trus bagaimana, sareh gitu ta, ... sabar, orang sabar disayang Tuhan." jawab istrinya dengan nada tenang, membuat sejuk suasana.

"Kang Diman itu looo ... tiap kali ketemu rembukan kok adanya cari salahnya liyan. orang lain." cerita pak Karto tentang kang Diman pegawai kelurahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun