Setiap bulan April, Indonesia merayakan Kartini-an. Perayaan dilakukan di penjuru negeri, mulai dari fashion show, pidato, sampai memasak. RA. Kartini dinobatkan menjadi sosok penginspirasi perjuangan wanita Indonesia. Perjuangan untuk mendapatkan hak pembelajaran yang sama antara kaum adam dan hawa.
Jauh sebelum Kartini lahir, hadir banyak sosok wanita yang menginspirasi. Mereka menginspirasi karena perjuangannya, bukan hanya dalam hak pembelajaran saja. Tapi perjuangan menerapkan agama dalam kancah kehidupan dan menegakkan kalimat tauhid di bumi ini. Salah satunya adalah Fatimah Azzahra binti Muhammad saw. Muslim mana yang tak tahu akan Fatimah Azzahra. Paling tidak, kita tahu bahwa ia adalah putri baginda nabi, sang penghulu wanita surga.
Peran Fatimah dalam perjuangan Islam tak bisa dipandang sebelah mata. Ia adalah salah satu pendukung perjuangan Rasul dari sejak kecil. Dikisahkan, ketika Rasul sedang sholat di Ka'bah, Abu Jahal dan teman-temannya duduk tak jauh darinya.Â
Mereka pun berkomplot meletakkan kotoran hewan di punggung Rasul, saat Rasul sedang sujud. Fatimah kecil menangis, ia membersihkan punggung Rasul dari kotoran itu. Rasul didik Fatimah untuk tetap tegar menghadapi berbagai cobaan yang menghadang perjuangan. Rasul tanamkan keyakinan bahwa Allah akan menangkan golongan yang memperjuangkan agama yang mulia ini, yaitu Islam. Tumbuhlah Fatimah sebagai sosok yang dewasa dan sayang pada baginda Rasulullah saw, sehingga ia dijuluki 'Ummu Abiha'.
Fatimah juga dijuluki sebagai 'Al Batuul', yaitu yang memusatkan perhatiannya pada ibadah atau tiada bandingnya dalam hal keutamaan, ilmu, akhlak, adab, hasab dan nasab. Ia juga mendapatkan julukan Az-Zahra, yang cemerlang.Â
Fatimah adalah istri yang sholeha, walau ia anak manusia mulia, ia tetap melaksanakan pekerjaan rumah tangga. Bahkan hingga tangannya lecet. Tak hanya itu, Fatimah juga termasuk mujahidah yang ikut berjihad di perang Uhud.Â
Ketika wanita-wanita sahabah keluar untuk memberikan pertolongan kepada kaum Muslimin, Fatimah pun turut serta. Ketika bertemu Nabi SAW yang terluka, ia memeluk dan mencuci luka-luka ayahnya dengan air, sehingga darah semakin banyak yang keluar. Tatkala melihat hal itu, Fatimah kemudian mengambil sepotong tikar, lalu membakar dan membubuhkannya pada luka Rasulullah sehingga melekat dan darahnya berhenti keluar. (HR Tirmidzi)
Ia memberikan pengobatan, menyediakan air minum bagi para prajurit, dan mempersiapkan urusan logistik pasukan Muslimin. Begitu banyak kontribusi Fatimah dalam perjuangan Islam hingga Allah memanggilnya di usia 28 tahun.Â
Inilah salah satu sosok Kartini di jaman nabi, yang tak kalah penting untuk dipelajari. Dibaca kisahnya, dihayati, dan diambil sebagai inspirasi. Apalagi, Allah janjikan surga baginya, sehingga kalaupun kita mencontohnya, insyaallah akan mendekatkan kita ke surga-Nya.
Wallahu a'lam bish shawab.
by. Fatimah Azzahra, S.Pd (Anggota Komunitas Revowriter)