Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Erick Thohir Layak Di-reshuffle?

7 Juli 2020   07:12 Diperbarui: 7 Juli 2020   07:15 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri BUMN Erick Thohir di Jakarta, Jumat (13/12/2019) (KOMPAS.COM/MUTIA FAUZIA)

Reshuffle kabinet akan terjadi sebentar lagi. Meskipun Erick Thohir diusulkan untuk dimasukkan dalam daftar menteri yang akan di-reshuffle, Erick Thohir masih berada posisi teratas dalam urusan kinerja. Apakah Erick Thohir layak di reshuffle?

Setelah terpilih jadi ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir dianggap sukses memanajemen kampanye dengan baik sehingga Jokowi berhasil mempertahankan posisinya sebagai orang nomor satu Indonesia.

Pasca pilpres dan wacana pembentukan Kabinet Indonesia Maju, nama Erick Thohir masuk dalam daftar orang-orang terdekat Jokowi yang akan menjadi menteri karena banyak berkontribusi terhadap kemenangan Jokowi-Ma'aruf.

Baca: Yusril Ihza Mahendra dan Erick Thohir Kandidat Kuat Masuk Kabinet

Benar, pada saat pembentukan kabinet, Erick Thohir diumumkan sebagai menteri BUMN. Sejak saat itu, nama Erick Thohir menjadi topik pembahasan di mana-mana lantaran berani membongkar mafia-mafia hitam yang selama ini berkuasa di BUMN.

Mulai dari kasus penyelundupan Harley Davidson oleh direktur Garuda Indonesia hingga penemuan 53 kasus korupsi di BUMN, Erick Thohir melakukan rekonstruksi manajemen dalam tubuh BUMN.

Banyak direksi dan direktur utama yang didepak oleh Erick. Ia berani menunjukkan taringnya dengan memberhentikan Ari Ashkara dan menunjuk Irfan Setyaputra sebagai Dirut Garuda Indonesia yang baru.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI yang mencurigakan pun dirombak oleh Erick Thohir. Sebanyak lima direksi diganti langsung, termasuk Direktur Utama, Erick Thohir menunjuk Didiek Hartantyo menggantikan Edi Sukmoro.

Perusahaan Gas Negara, Bank Mandiri, PLN, Taspen, Timah, Pelindo, hingga Pertamina mengalami rekonstruksi manajemen besar-besaran lantaran banyak kasus korupsi yang ditemukan.

Gerakan Erick Thohir ini mendapat predikat yang sangat tinggi dari masyarakat. Menurut survei yang dilakukan oleh Indobarometer, Erick Thohir menempati posisi pertama dengan kinerja terbaik, diukur dari keberanian (kompas.com).

Di tengah keberanian Erick Thohir membongkar mafia-mafia hitam, kritik pedas datang dari anggota DPR RI Adian Napitupulu terhadap utang BUMN yang dinilai tak wajar dan pengangkatan beberapa direksi yang dinilai tidak tepat janji.

Menurut penulis, kritik pedas Adian Napitupulu berujung pada wacana reshuffle Erick Thohir dari Menteri BUMN. Tagar #erickout memenuhi linimasa Twitter kemudian nama Ahok disebut sebagai salah satu kandidat kuat untuk menggantikan Erick Thohir.

Lalu apakah Erick Thohir layak di-reshuffle?

Melihat catatan juang Erick Thohir membongkar beberapa mafia di BUMN dan membandingkannya dengan utang BUMN, saya pikir presiden harus memberikan kesempatan sekali lagi kepada Erick Thohir untuk membenahi hal tersebut.

Soal utang BUMN, perlu ada kritik dari wakil rakyat sehingga kesalahan tersebut diperbaiki untuk pembangunan yang lebih baik. Erick Thohir memiliki keberanian untuk membongkar mafia BUMN yang tidak dimiliki oleh para pendahulunya.

Jika kemudian nama Ahok disebut layak menggantikan Erick Thohir untuk melawan korupsi di tubuh BUMN, maka kita tidak memiliki kekuatiran yang berlebihan karena Ahok adalah sosok yang akan berani membongkar segala bentuk bangkai yang masih tersembunyi.

Akan tetapi, Ahok tidak memenuhi syarat Undang-undang Nomor 39 tahun 2008 Pasal 22 huruf F tentang Kementerian Negara yaitu menteri yang terpilih tidak pernah melakukan tindak pidana yang ancaman hukumannya lima tahun atau lebih. Sementara Ahok diancam lima tahun penjara pada kasus penistaan agama.

Oleh karena itu, menurut penulis, belum ada sosok yang tepat untuk menggantikan posisi Erick Thohir di BUMN sehingga presiden perlu memberikan kesempatan kepada Erick Thohir sekali lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun