Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Inilah Alasan Pilpres 2024 Bukan Panggung bagi Anies Baswedan

5 Januari 2020   17:27 Diperbarui: 5 Januari 2020   19:48 1831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah-masalah inilah yang akan menghambat langkah Anies Baswedan menuju Presiden Indonesia. Lalu pertanyaannya, mengapa Jokowi berhasil menjadi Presiden meskipun belum menuntaskan masalah Jakarta.

Prestasi Sebelum Menjadi Gubernur. Salah satu faktor yang mengantarkan Jokowi menjadi presiden adalah prestasinya selama memimpin Kota Solo. Pengusaha mebel ini berhasil membentuk birokrasi Kota Solo yang bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme.

Selain itu, Jokowi juga berhasil merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka yang gagal dilakukan oleh pemimpin-pemimpin terdahulunya.

Berbeda dengan Anis Baswedan, diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Jokowi, ia tak mampu mengatasi masalah pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 (K13) yang identik dengan buah tangan Anies Baswedan hanya menambah problem di dunia pendidikan. Keputusan Jokowi memberhentikannya merupakan bukti kegagalannya menjalankan tugas yang dipercayakan.

Tidak berbicara banyak. Jokowi dikenal dengan sosok yang hampir tidak memiliki kemampuan berbicara dengan luar biasa seperti figur-figur yang lain seperti Surya Paloh atau Prabowo Subianto. Akan tetapi, ketegasan dalam kepemimpinannya patut diacungi jempol.

Bukan hanya itu, sikap merakyat dan berpenampilan sederhana adalah satu-satunya faktor terkuat yang membuat publik jatuh hati padanya.

Sedangkan Anies Baswedan dikenal dengan kemampuan berpidato dan mengolah kata dengan sangat baik di Indonesia. Narasi-narasinya membius setiap orang yang mendengar. Akan tetapi, narasi-narasinya dianggap berbeda dengan fakta yang sebenarnya. Misalnya, narasi-narasi tentang banjir yang menuai protes dari publik.

Seharusnya Anis Baswedan menyikapi dengan mengurangi narasi-narasi yang hanya menuai bullying bagi dirinya. Karena pembenahan Jakarta bukan soal bernarasi dengan indah tetapi soal menyiapkan strategi yang baik dan mengeksekusinya dengan baik pula.

Oleh karena itu, lebih baik Anies Baswedan fokus pada Jakarta. Jika ia berhasil menekan polusi, kemacetan, banjir dan sampah, saya yakin bahwa periode kedua masih menjadi miliknya. Dan bukan sebuah hal yang mustahil, Pilpres 2029 adalah panggung Anis Baswedan.


Salam!!!

Neno Anderias Salukh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun