Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Daun Pepaya dan Batang Pisang di Dunia Medis Orang Timor

1 November 2019   22:41 Diperbarui: 8 Maret 2022   13:16 1573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daun Pepaya | Tribunnews Jabar

Saya bukan seorang dokter atau seorang perawat yang bisa memberikan jaminan untuk kesembuhan sebuah penyakit, yang bisa memberikan tips-tips untuk merawat sebuah penyakit dan juga bukan seorang apoteker yang bisa memberikan obat dengan dosis yang tepat untuk sebuah penyakit.

Namun, sebagai seorang petani, saya selalu berhadapan dengan kecelakaan-kecelakaan ringan ketika bekerja di kebun. Misalnya tangan atau kaki yang terkena benda tajam seperti parang, kapak maupun pisau, selalu menyiapkan obat-obatan tradisional sebagai pertolongan pertama.

Saya tidak tahu sudah berapa banyak luka potong yang saya alami. Sejak saya berumur 7 tahun, saya sudah dilatih bekerja kebun. Di saat itu pula saya sudah mengalami luka potong kecil-kecilan hingga detik saat ini, saya berumur 24 tahun setengah.

Bukan berarti saya tidak berhati-hati, tetapi keadaan di lapangan sangat memungkinkan saya mengalami luka potong. Sehingga kecelakaan-kecelakaan ringan seperti luka potong menjadi familiar di kalangan petani jagung di kampung saya.

Masalahnya adalah kecelakaan ini sering dialami ketika berada di kebun yang jaraknya cukup jauh dari perkampungan apalagi puskesmas dan rumah sakit. Jelas bahwa obat-obatan untuk pertolongan pertama tidak tersedia.

Berbahaya ketika luka yang dialami mengalami pendarahan yang cukup serius. Mau tidak mau harus pergi ke rumah sakit. Kondisi ini dapat mengakibatkan penderita kehabisan darah dan yang paling berbahaya ialah jika berujung pada kematian. 

Untuk mengatasi hal tersebut, sejak nenek moyang kami dan mungkin juga di daerah lain telah menemukan beberapa daun tanaman yang dijadikan sebagai obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan demikian.

Obat-obatan ini terbukti ampuh. Mampu menghentikan darah yang mengalir dan dapat menyatukan otot atau daging yang terbelah akibat sayatan benda tajam manapun.

Adapun obat-obatan tersebut antara lain sebagai berikut:

Batang Pisang
Sebagai tanaman pangan yang cukup banyak di kampung saya, para petani benar-benar memanfaatkannya. Selain buahnya dapat dimakan, jantungnya dapat dijadikan sayur, batang serta daunnya digunakan untuk pakan ternak. Termyata batang pisang dapat digunakan untuk membalut luka potong (baru).

Karena itu, budidaya tanaman pisang cukup banyak bahkan tidak ada lahan yang tidak ditanami pohon pisang.

Batang pisang dimanfaatkan untuk menghentikan aliran darah yang mengalir akibat benda tajam. Batangnya diambil secukupnya lalu dihancurkan dengan cara dikunyah atau dengan cara yang lain (diekstrak). 

Proses ini akan menghasilkan getah berbuih yang diteteskan pada luka sekaligus untuk membersihkan darah. Setelah itu, batangnya yang menjadi ampas digunakan untuk membalut luka hingga tidak mengeluarkan darah lagi.

Rupanya tradisi pengobatan seperti ini sudah dilakukan oleh nenek moyang kami sejak dulu. Sampai saat ini tidak ada alasan ilmiah dari nenek moyang kami terkait dengan alasan penggunaannya.

Saya mencoba mencari tahu alasan penggunaannya dari para tetua kampung, tapi alasan yang paling banyak diberikan adalah getah batang pisang terasa pedis ketika diteteskan pada luka. Menurut mereka, jika luka ditetesi sesuatu yang pedis, maka proses penyembuhan akan lebih cepat.

Akan tetapi, saya mencoba Googling untuk mencari tahu kandungan yang terdapat didalam batang pisang.

Menurut beberapa sumber, salah satu senyawa yang terkandung batang pohon pisang adalah zat saponin yang dapat menyembuhkan luka lebih cepat. Sebab pembuluh darah lebih aktif menutup luka.

Dalam jurnal AKTIFITAS GETAH BATANG POHON PISANG DALAM PROSES PERSEMBUHAN LUKA DAN EFEK KOSMETIKNYA PADA HEWAN, Bambang Pontjo Priosoeryanto dkk mengatakan bahwa ekstrak batang pohon pisang mengandung saponin dalam jumlah yang cukup banyak.

Karena itu, ekstrak batang pohon pisang dengan dosis C (dosis dalam penelitian) tampaknya memberikan sebuah harapan untuk dapat digunakan sebagai salah satu obat persembuhan luka.

Daun Pepaya

Pepaya adalah salah satu tanaman yang sangat gampang budidayanya. Ia hanya membutuhkan tanah yang lembab untuk hidup. Tak perlu peletakan benih dan anakan pepaya yang tepat.

Biji pepaya yang dihambur sembarangan pun akan tumbuh dengan baik jika terjatuh pada tanah. Karena itu, pepaya di kampung saya tumbuh secara liar dimana saja. Mudah diperoleh.

Keberadaannya yang mudah ditemukan, daun pepaya dijadikan sebagai salah satu obat untuk pertolongan pertama pada saat terkena sayatan benda tajam.

Daun pepaya muda diekstrak dengan cara dikunyah dan lain sebagainya, lalu ditempelkan pada bagian yang terluka. Masih dengan alasan yang sama, tidak ada alasan ilmiah yang dapat dipercaya terkait pengobatan awal pada luka dengan menggunakan ekstrak daun pepaya.

Namun, dalam jurnal internasional BASKETFUL BENEFITS OF PAPAYA, Parle Milind dan Gurditta menyebut daun pepaya mengandung senyawa alkaloid karpain, karikaksantin, violaksantin, papain, saponin, flavonoid, dan tannin.

Hasil di atas didukung dengan penelitian dalam negeri, Qurrota A'yun dan Ainun Nikmati Laily dalam jurnal Analisis Fitokimia Daun Pepaya (Carica papaya L.) Di Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Kendalpayak, Malang bahwa daun pepaya (Carica papaya L.) benar-benar positif mengandung alkaloid, triterpenoid, steroid, flavonoid, saponin, dan tannin.

Wow, luar biasa ya, nenek moyang kita menggunakan batang pisang untuk mengobati luka meski mereka tidak tahu tentang Zat saponin. Keren kan.

Salam!!!

Neno Anderias Salukh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun