Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Dyatame" di Antara Mimpi Orang Sumba dan Harapan Dunia

7 September 2019   23:00 Diperbarui: 8 September 2019   11:20 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembuatan Ecobricks oleh anak-anak TBM dan Kelompok Belajar Dyatame/Dokumen Dyatame

Selain itu, pola pikir masyarakat Sumba yang masih menganut paham patrialisme, di mana kaum perempuan yang menginjak usia remaja diperuntukan untuk menikah sadar bahwa semua orang baik itu laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dan berhak memperoleh pendidikan.

Bahkan, taman baca yang pernah meraih penghargaan Provinsi Astra International Satu Indonesia Awards ini menjadi wadah anak-anak Sumba menjamah dan mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Mengenal Presiden Amerika Serikat dan pemimpin-pemimpin dunia lainnya merupakan sebuah hal yang biasa bagi anak-anak yang dilahirkan di perkotaan, belajar dengan sarana yang lengkap dan sebagainya.

Akan tetapi, menjadi sesuatu yang luar biasa ketika anak-anak di desa yang tidak memiliki TV sekalipun mengenal pemimpin-pemimpin dunia.

Shem merupakan salah satu anak Dyatame yang merasakan hal itu. Meski hidup dalam keluarga yang tidak memiliki TV, ia ada usaha untuk mendapatkan informasi-informasi yang bagi anak-anak tidak penting.

Dalam sebuah Kegiatan Belajar Mengajar, Empri Magi yang merupakan pembimbing mereka bertanya, Siapakah Presiden Amerika?

"Donald Trump," Jawab Shem ditengah kebisuan dan kebingungan teman-temannya.

Bagi Empri, hal tersebut sangat unik karena anak seumuran Shem yang seharusnya tertarik dengan dunia kartun malah suka dengan berita-berita politik.

"Saya menyadari bahwa keterbatasan tak menghalangi kita untuk belajar pengetahuan umum. Seperti Shem, walaupun anak seumurannya lebih cenderung menyukai film kartun dan hiburan lain tetapi Shem juga tertarik untuk menonton berita yang cenderung lebih disukai oleh orang tua," tulis Empri dalam catatan Surga Para Pejuang Aksara

Shem menunjukkan bahwa pengaruh Dyatame untuk anak-anak meraih mimpi-mimpi mereka sangat besar. Meski Dyatame tidak menyediakan TV untuk mereka tetapi Dyatame berhasil menuntun mereka untuk berusaha keras mencari dan menemukan.

Dipastikan, Taman Baca yang memiliki arti rumah yang menebarkan berkat bagi orang lain khususnya anak-anak ini akan memberhentikan rentetan putra-putri Sumba usia sekolah yang lebih memilih bekerja ke daerah lain bahkan ke luar negeri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun