Mohon tunggu...
Neni Primayanti
Neni Primayanti Mohon Tunggu... -

titik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Soal Pencapresan, Malu – malu Tetapi Ngotot

19 Februari 2014   23:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:40 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: blogspot.com

[caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="sumber: blogspot.com"][/caption] Gelagat Jokowi menuju RI 1 semakin kentara. Gerakan pencitraan Jokowi di sosial media dan media massa semakin gencar dilakukan. Aksi deklarasi Jokowi untuk Presiden juga dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia. Biasanya gerakan tersebut dilaksanakan usai Jokowi mengunjungi daerah bersangkutan.

Keinganan Jokowi untuk maju sebagai Presiden juga dapat dilihat dari pola komunikasi politiknya, baik langsung ataupun lewat media massa. Sejumlah media massa menurunkan pemberitaan tentang perubahan jawaban Jokowi saat ditanya soal Pencapresan. Anehnya, setiap muncul hasil survei yang menempatkan Jokowi pada posisi teratas, setiap kali itu juga Jokowi berkomentar.

“Ya jelas nomor satu,” kata Jokowi. Seolah – olah mengetahui persis kegiatan survei tersebut dari proses awal sampai hasilnya.

Di awal – awal kepemimpinannya di Pemprov DKI, Jokowi selalu menampik pertanyaan wartawan perihal pencapresannya dengan jawaban, “ Saya nggak mikir. Toh baru 4 bulan bekerja. Saya mau fokus menyelesaikan banjir, menyelesaikan macet, rusun, monorail, MRT, ini mau saya selesaikan,” kata Jokowi.

Namun seiringan berjalannya waktu, jawaban Jokowi berubah, berkembang, bermetamorfosis. Sebenarnya pola komunikasi politik Jokowi ini sama seperti saat ia masih menjabat wali kota Solo dan ingin maju sebagai Gubernur DKI Jakarta. Plin – plan, malu – malu tetapi ngotot.

Jawaban Jokowi yang paling memperlihatkan keinginan besarnya tersebut adalah; “ Tanyakan ke Ibu Mega untuk menentukan. Itu mandatnya diberikan kepada Ibu Mega untuk menentukan (Capres),” kata Jokowi dalam satu kesempatan.

Keinginan Jokowi maju sebagai RI terkesan sangat memaksakan diri. Pasalnya, Jokowi masih terikat sumpah jabatan selama lima tahun untuk membangun DKI Jakarta. Jika tetap maju dalam Pilpres tahun ini, maka tak ada yang istemewa dengannya. Sama saja dengan politikus yang menggilai kekuasaan tanpa memiliki prestasi apapun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun