Mohon tunggu...
NENI RATNA YULIANI
NENI RATNA YULIANI Mohon Tunggu... Administrasi - Membaca Dan Menulis Adalah Dua Sejoli

Saya, seorang ibu rumah tangga biasa yang juga seorang ibu bekerja, yang suka banyak hal untuk dikerjakan. Saya suka menulis, meskipun hanya sebatas untuk disimpan sendiri sebagai catatan pribadi atau bisa disebut sebagai diary sehari-hari saya. Saya suka membaca, apa saja. Dari mulai novel, surat kabar, majalah, dan lain-lain. Menyanyi pun saya suka, tapi hanya sebatas menyanyi di rumah, tidak untuk tampil di depan umum. Memasak pun saya suka, tapi juga sebatas untuk makanan biasa yang tidak memerlukan perlengkapan lengkap. Yang paling terkini yang masih saya lakukan adalah berkebun, menanam dan merawat tanaman hias. Saya juga senang bermedsos. Saya punya akun Facebook, Instagram, Twitter, dan bahkan punya channel Youtube, di mana saya bisa mengunggah video dari kegiatan saya berkebun dan merawat tanaman hias. Sisanya, saya suka nonton film. Saya suka film apa saja, tetapi saya paling suka dengan film drama, film detektif, dan film biografi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berburu Kos Mahasiswa di Surabaya

16 Januari 2023   16:10 Diperbarui: 16 Januari 2023   16:38 1589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya ada satu kamar AC, tapi baru satu hari sebelumnya kamar tersebut sudah terisi, begitu menurut info Bapak penjaga kos. Dan yang terpenting juga, suasana rumah kos tersebut sangat-sangat tenang, jauh dari kebisingan jalan raya dan lalu-lalang kendaraan.

Sebenarnya putra saya sudah mau mengalah untuk tidak mempermasalahkan kamar yang tidak ada Ac-nya itu, toh kriteria yang lain sudah sesuai harapan, tetapi tetap saja, saya merasa tidak tega, mengingat Kota Surabaya sangat panas. 

Lalu kami putuskan untuk membooking saja dulu, kamar yang kosong tersebut, dengan uang panjar secukupnya dengan syarat kami harus sudah kembali lagi pada jam 12.00 siang, kalau tidak, kamar tersebut akan dilepas ke pihak lain, karena menurut Bapak penjaga kos tersebut, sedari pagi, sudah banyak yang mencari kos, bahkan sudah ada sekitar 5 orang, jadi prinsipnya, Bapak penjaga kos tidak bisa menahan kamar kos yang sudah dibooking tersebut teralu lama, siapa cepat dia yang dapat. 

Dan kami mengerti, lalu deal, bahwa jika pada jam 12.00 siang kami tidak memberikan kabar dan tidak kembali, kamar tersebut bisa dilepaskan kepada orang lain.

Lalu kami lanjut ke tempat kos yang menjadi tujuan awal kami ke situ, kami menemukan rumah kos tersebut, dan ternyata di sekitanya, tetanggaan dan bersebelahan, banyak sekali tempat kos khusus putra, dan lagi-lagi sayangnya, yang satu sudah full, yang satunya lagi, tidak ada yang membukakan pagar padahal kami sudah lama menunggu di depan pagar dan menekan bel berkali-kali. 

Berpacu dengan waktu, kami tidak bisa menunggu sesuatu yang tak pasti, dan kami putuskan untuk lanjut mencari satu lagi tempat kos yang ada di aplikasi Mamikos, di mana di aplikasi tersebut kami hanya melihat fotonya, sehingga kami kurang yakin dengan kondisi sebenarnya yang bisa saja berbeda dengan apa yang diiklankan.

Waktu itu, jam sudah menunjukkan jam 10.00, kami langsung cuss ke lokasi rumah kos yang menjadi incaran berikutnya tersebut, dan ternyata, selain lokasi yang cukup jauh dari kampus, sekitar 5 KM jaraknya, kondisi rumah kos, kamar kos, lingkungan sekitar rumah kos, tidak sesuai harapan, membuat kami agak kehilangan minat, akhirnya kami kembali ke Ketintang Wiyata, tetapi tetap, sambil kembali ke Omah Kos, kami mencoba mampir ke beberapa tempat kos di sepanjang jalan yang kami lalui , yang kami lewati, yang searah pulang  menuju kembali ke Komplek Ketintang Wiyata.

Waktu sudah semakin mendekati jam 12.00 siang,  kami masih punya waktu sekitar 40 menit lagi, dan Pak penjaga kos pun sudah krang-kring menelephone, menanyakan konfirmasi kami, karena sudah ada beberapa orang yang lain yang datang melihat-lihat bahkan katanya ada yang memaksa untuk langsung  deal karena mereka merasa yang nomor satu datang, dan yang paling pertama tiba di situ.

Dan benar saja ketika kami sampai di Omah Kost, terlihat di luar pagar rumah kos, ada beberapa orang yang sedang menunggu. Sepertinya ada dua keluarga, yang masing-masing mengantar calon mahasiswa putra mereka dalam rangka mencari kos-kosan, sama seperti  saya. 

Kami melihat Pak penjaga kos yang tegang karena dipaksa oleh salah seorang Ibu untuk melepaskan kamar yang kosong untuk putranya, sementara di sisi lain, saya sudah memberikan panjar sejak pagi. Ibu tersebut mengira kami menyerobot, karena terlihat kami datang belakangan, tetapi kepada kamilah kamar kosong tersebut dilepaskan, Ibu tersebut tidak tahu bahwa kami sudah datang sangat pagi, jauh sebelum mereka tiba. Ketika kami menyapa pun, jawaban dari Ibu tersebut, terdengar ketus dari raut wajahnya pun terkesan tidak suka.

Ibu tersebut pantang menyerah, dia lantas langsung menelephone ke nomor pemilik kos dan langsung menanyakan nomor rekening untuk mentransfer sewa kosnya. Saya pun demikian, saya segera menelephone pemilik kos, yang ternyata jadi kebingungan karena di saat bersamaan, ada dua orang menelephone, keduanya mengaku sudah deal dengan Pak penjaga kos dan minta nomor rekening. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun