Â
Hidup tidak selamanya cerah dan berjalan sesuai harapan. Ada masa di mana kita berada di puncak kebahagiaan, namun tak lama kemudian badai kehidupan datang tanpa peringatan.Â
Karena itulah pepatah lama "Sediakan payung sebelum hujan" bukan sekadar nasihat klise, tetapi kearifan hidup yang relevan hingga hari ini.Â
Dalam konteks kehidupan modern yang penuh ketidakpastian ini, payung bisa berarti banyak hal: persiapan mental, spiritual, emosional, maupun finansial.Â
Kita seringkali menyepelekan pentingnya persiapan saat semuanya terasa aman dan nyaman. Ketika tubuh sehat, kita lupa menjaga pola hidup. Saat penghasilan stabil, kita abai menabung.
Ketika relasi harmonis, kita lalai memupuk komunikasi yang sehat. Padahal, hidup selalu berubah. Ada masa krisis yang datang tiba-tiba: penyakit, kehilangan pekerjaan, konflik keluarga, atau tekanan batin yang tak terduga.Â
Di saat seperti itulah, mereka yang sudah menyiapkan "payung" akan mampu bertahan lebih kuat.Â
Menabung, belajar, membangun jaringan sosial, merawat iman, serta menjaga kesehatan mental dan fisik adalah bentuk payung kehidupan yang harus disiapkan sejak dini.Â
Orang bijak bukan mereka yang tahu apa yang akan terjadi, melainkan mereka yang sadar bahwa segala kemungkinan bisa terjadi kapan saja dan telah mempersiapkan diri dengan bijaksana.Â
Dalam realitas yang tak bisa diprediksi ini, menjadi waspada bukan berarti hidup dalam ketakutan, melainkan hidup dengan kesadaran penuh.Â
Kita tak bisa menghindari hujan, tetapi kita bisa tetap melangkah tanpa basah kuyup jika sudah siap sedia.Â
Sayangnya, banyak orang baru menyadari pentingnya persiapan setelah bencana datang:Â
baru menyesal saat tabungan habis, baru menyesal ketika kesehatan terganggu, baru sadar pentingnya komunikasi saat hubungan retak.Â
Penyesalan memang guru yang paling jujur, tapi lebih baik belajar dari kesadaran hari ini daripada dari luka esok hari.
 Menyediakan Payung sebelum hujan bukan berarti berpikiran negatif, melainkan bentuk kasih terhadap diri sendiri dan orang-orang terdekat.Â
Payung itu tidak menghentikan hujan, tapi ia menjaga kita tetap hangat dan mampu melangkah meski langit tak lagi bersahabat. Maka, jangan menunggu awan gelap datang untuk bersiap.Â
Hidup yang bijak adalah hidup yang tidak menunda persiapan.Â
Karena pada akhirnya, bukan seberapa besar badai yang datang yang menentukan nasib kita, tetapi seberapa kokoh kita berdiri di bawah hujan dengan perlindungan yang sudah kita siapkan jauh-jauh hari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI