Hari Jumat lalu, saya ada agenda kegiatan di Menara Batavia. Gedung perkantoran yang beralamat di Jl. K.H. Mas Mansyur, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sudah lama juga baru ada agenda lagi di Menara Batavia.
Untuk ke sana, saya berencana menggunakan moda transportasi bus TransJakarta dari Stasiun Tebet.Â
Seingat saya, ada bus TransJakarta yang tujuan Karet, turun di halte yang tidak begitu jauh dari Menara Batavia. Jadi sekali naik saja. Tarifnya Rp3.500. Murah meriah kan?
Kalau tidak salah, seingat saya nih, ada dua jenis TransJakarta yang ke Karet. Pertama yang melewati Patra Kuningan, nanti berbelok ke arah Mega Kuningan, Jalan Prof. DR. Satrio hingga ke Karet. Kedua, yang melewati underpass Casablangka, hingga ke Karet. Sudah lama juga sih itu. Tidak tahu kalau sekarang. Apakah ada perubahan?
Terakhir naik bus TransJakarta dari Stasiun Tebet itu satu bulan lalu. Waktu itu, saya menghadiri agenda kegiatan di Hotel Rafless, dekat Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta Selatan. Tapi naiknya yang 6D dengan rute Stasiun Tebet - Bundaran Senayan.
Bisa juga sih naik angkutan umum Mikrolet 44 Stasiun Tebet - Karet, tapi tarifnya tentu lebih mahal dibanding tarif TransJakarta. Tidak nyaman juga karena tidak ber-AC, dan bisa jadi rawan copet.
Ada juga JakLingko 48A Stasiun Tebet - Rusun Karet Tengsin. Lewatin juga Menara Batavia. Nah, kalau ini gratis. Semua trayek JakLingko gratis alias nol rupiah. Hanya bermodalkan e-money. Saldo nol pun masih bisa naik.
Cuma saya belum pernah naik JakLingko 48A. Padahal sering juga menghadiri agenda di sekitar Casablangka dan Mega Kuningan. Selalu lupa. Ingatnya ya TransJakarta saja. Padahal, JakLingko "ngetem" tidak begitu jauh dari "ngetemnya" bus TransJakarta. Mungkin karena peminatnya banyak sementara kapasitas daya angkut terbatas.
Setibanya di Stasiun Tebet, saya pun menuju halte bus TransJakarta yang memang sudah terintegrasi dengan moda transportasi lain. Seperti JakLingko, angkutan kota mikrolet 44, ojek online, ojek pangkalan, dan bajaj. Jadi, banyak pilihan untuk menggunakan transportasi.
"Mas, kalau mau yang ke Tanah Abang  naik yang mana ya?" tanya saya kepada petugas. Saya sebut Tanah Abang karena Menara Batavia masuk Kecamatan Tanah Abang.
"Oh, naiknya dari seberang sana, Bu?" jawab petugas seraya menunjuk arah Pintu Timur yang berarti harus menyeberang rel melalui jembatanan penyeberangan orang.