Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dirawat di RS karena Seekor Lalat

2 Desember 2022   07:39 Diperbarui: 2 Desember 2022   14:02 2573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama kawan-kawan sekelasnya (dokumen pribadi)

Ini hari keempat si bocil alias bocah cilik alias anak bungsu saya dirawat di RS Bunda Aliyah yang kini bertransformasi menjadi Alia Hospital. Lokasinya tidak begitu jauh dari Stasiun Depok Lama, Kota Depok, Jawa Barat. Saya, tentu saja harus menginap untuk menjaganya.

Dia mulai dirawat sehari setelah ia berulang tahun yang ke-11. Senin 28 November 2022 sore, sepulang sekolah ia mengundang beberapa teman sekelasnya makan di gerai waralaba yang belum lama ini dibuka. Tidak begitu jauh juga dari rumah sakit ini.

Makanan yang dipesan pun diantarkan sesuai dengan nomor di meja. Anak-anak pun menikmati sajian yang sudah terkenal di seantero dunia itu. 

Tiba giliran minum bersoda, anak saya memperlihatkan ada lalat yang dalam keadaan mati di minuman itu. Terlihat jelas hewan itu berjenis lalat dengan dua sayap tipisnya. Seketika anak saya eneg. Ia berlari ke toilet.

Saya bawa minuman yang bercampur lalat itu ke pegawai di bawah, yang kebetulan pegawai perempuan yang tengah mempersiapkan menu. Saya tidak membaca namanya yang biasanya terpasang di dada.

Lalu saya tunjukkan kondisi minuman itu. Pegawai itu pun meminta maaf, lalu mengganti minuman dengan yang baru seraya meminta maaf kembali. 

Sebenarnya saya ingin ngomel, bagaimana bisa makanan di gerai waralaba yang terkenal bisa ada lalat di minuman? Bagaimana mereka menerapkan quality control? Ini kan bukan lapak tenda-tenda di pinggir jalan. Tapi saya tidak ingin menimbulkan kegaduhan.

Minuman baru itu pun saya bawa ke atas dan saya serahkan ke anak saya. Saya bilang tidak apa-apa. Suasana kembali seperti semula. Bercanda, bermain di play ground, memesan makanan lagi. Di luar hujan turun dengan deras.

Setelah puas, kami pun pulang. Kebetulan teman-teman anak saya semua tinggal di kompleks yang sama. Sebagian malah teman semasa TK.

Sesampai di rumah, masih biasa-biasa saja. Malamnya, saya masih sempat ke minimarket dan toko baju depan kompleks bersama dua anak saya, termasuk bocil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun