Sabtu kemarin, saya bersama abang dan adik saya, berziarah ke makam ibu kami di Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Ayah kami yang biasa dipanggil Abah juga ikut. Sekaligus bersilaturahmi dengan adik-adik Ibu kami, yang tidak lain paman dan bibi kami.
Berziarah ke makam Enin, begitu biasa Ibu kami panggil, adalah rutinas kami setiap bulan. Saya biasanya menyebut "ritual" ini dengan "menengok enin". Ya, sudah 15 bulan Enin meninggalkan kami karena Covid-19.
Ziarah kubur sebagaimana yang saya pahami memang dibolehkan, bahkan dianjurkan jika orang tua telah meninggal. Ini adalah amalan sunah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dan bernilai ibadah jika diniatkan semata-mata karena Allah.
Manfaat dengan berziarah ke makam orang tua, yaitu sebagai bentuk pengingat diri atas jasa-jasa orang tua, sekaligus memintakan ampunan bagi ahli kubur.
Dengan ziarah kubur, mengingatkan kita tentang kematian bahwa betapa dekatnya kematian sehingga kita bisa mempersiapkan bekal perjalanan menuju akhirat.
Jadi, kita lebih rajin lagi dalam beribadah, meningkatkan diri untuk melakukan kebaikan, beramal saleh mengingat kematian itu tidak ada seorangpun yang tidak tahu kapan, di mana dan dalam keadaan apa.
"Sungguh aku dulu telah melarang kalian dari ziarah kubur. Akan tetapi sekarang, silahkan kalian menziarahi kubur, karena kubur mengingatkan (kalian) kepada Akhirat." (HR Muslim)
Tidak hanya itu. Ziarah kubur ke makam orang tua juga memberikan syafaat kepadanya. Itu sebabnya, saya selalu bersedia ketika ada rencana berziarah ke makam Enin.
Â
Seperti hadist Rasullah SAW, "Barangsiapa ziarah ke makam orang tuanya setiap hari Jumat, Â Allah pasti akan mengampuni dosa-dosanya dan mencatatnya sebagai bukti baktinya kepada orang tua." (HR Abu Hurairah Ra)
Agar terhindar dari kemusyrikan, terdapat tata cara ziarah kubur sesuai anjuran Rasulullah. Salah satu adab dalam tata cara ziarah kubur sesuai sunnah adalah mendoakan orang tua yang sudah meninggal dunia.