Perilaku baru ini sebagai respon manusia untuk bisa tetap survive di tengah pandemi yang dialaminya agar tidak tertular oleh pandemi.
"Setiap pandemi tidak akan berakhir satu atau dua tahun, tetapi bertahun-tahun dan setiap pandemi mengharuskan orang untuk mengubah perilakunya," jelas Budi.
Perubahan perilaku ini tidak mungkin diciptakan oleh Kementerian Kesehatan semata, tetapi butuh dukungan semua pihak, terutama masyarakat itu sendiri. Terutama mengingat perubahan perilaku ini sifatnya harus permanen, tidak hanya dilakukan saat terjadi pandemi.
Apalagi ketika pandemi "turun level" menjadi epidemi global dan semua negara akan berjuang untuk mencapai eradikasi. Dan, ini tidak akan berhasil jika perubahan perilaku itu hanya bersifat sementara.
Menkes mengingatkan ada 4 strategi penting penanganan Covid-1 sebagaimana yang direkomendasikan WHO. Pertama, Â bagaimana diagnostic terhadap pasien Covid-19 ditegakkan. Diagnostik itu berarti tracing dan isolasi terhadap pasien.
"Ini sangat penting untuk melakukan identifikasi siapa saja yang terkena infeksi. Ini penting sebagai langkah awal untuk menahan laju penyebaran kasus Covid-19 yang jangan sampai melebihi kapasitas perawatan. Penting untuk identifikasi siapa yang kena, terus cepat di-tracing siapa lagi," ujarnya.
Program 3T (testing, tracing and threatment) harus terus dilakukan untuk menekan laju penularan Covid-19. Jika ada warga yang positif harus dilakukan penanganan agar tidak menularkan ke warga yang lain. Bisa dilakukan dengan bantuan Polri dan TNI.
Kedua, terapeutik yaitu bagaimana menentukan penindakan bagaimana seseorang harus dirawat dan obat jenis apa yang akan diberikan. Mulai dari cara pengobatan, akses ke dokter, akses ke rumah sakit dan penanganan isolasi bagi pasien Covid-19.
"Karena ternyata 80 persen pasien positif Covid-19 itu sembuh sendiri setelah melakukan isolasi mandiri, dan hanya 20 persen pasien yang perlu dirawat di rumah sakit, dan lima persen yang butuh ICU yang umumnya dialami pada lansia dan pasien komorbid. Itu sebabnya, lansia dan komorbid menjadi perhatian utama," ucap menkes.
Strategi ketiga, vaksinasi yang sudah dimulai sejak pertengahan Januari. Menkes menargetkan dalam waktu 15 bulan vaksinasi akan selesai. Vaksin penting untuk mencapai kekebalan komunal. Karena itu,semua warga Indonesia harus bersedia divaksin.
"Vaksin itu melindungi keluarga, rekan kita dan seluruh rakyat Indonesia. Tujuan vaksinasi adalah mencapai kekebalan komunal 70 persen dari pembuat. Kalau teman-teman divaksin, ini kesempatan kita untuk membantu melindungi sesama manusia," tegasmenkes.