Zaman boleh berubah ke era digital, tetapi tahu tidak kalau hari ini, Sabtu, 23 Januari (2021) adalah Hari Tulisan Tangan Internasional? Dan, ternyata sudah sejak 1977 Hari Tulisan Tangan Internasional ini diperingati, yang diinisiasi oleh Asosiasi Produsen Alat Tulis atau Writing Instrument Manufacturers Association (WIMA).
Jika bukan karena relasi saya, Mas Andri Kurniawan, Public Relations Manager PT Faber-Castell International Indonesia, memberikan ucapan Hari Tulisan Tangan Internasional yang disampaikannya di grup, mungkin saya tidak menyadarinya, atau bisa jadi saya melewatinya begitu saja.
Jadi, kapan terakhir kita menulis pakai tangan? Apakah sejak era digital akrab dengan kita, tulisan tangan kita tinggalkan begitu saja? Padahal, kebiasaan menulis dengan tangan menggunakan alat tulis sudah dilakukan sejak jaman dahulu.
Apakah tulisan tangan mulai 'punah'? Benarkah? Tapi banyak juga penulis-penulis yang memulai karya-karyanya diawali dari tulisan tangan, lalu dipindahkan dengan mengetik di komputer dan sejenisnya.
Kalau saya sih terakhir menulis tangan ya hari ini ketika mengikuti pembelajaran tahsin. Memberikan catatan-catatan yang dirasa penting di buku materi. Ya meski dilakukan seminggu sekali, setiap Sabtu. Tapi apakah ini termasuk ke dalam menulis tangan?
Tapi, yang menjadi pertanyaan, kapan terakhir kali kita benar-benar menulis panjang dengan tangan? Menulis dengan pena dalam secarik kertas atau buku? Bukan menulis di keyboard komputer atau handphone dan sejenisnya. Kalau ini mah namanya mengetik, bukan menulis. Benar, tidak?
Nah, kalau kapan saya terakhir menulis pakai tangan dengan pulpen atau pensil, ya saya lupa. Aduh kapan ya? Soalnya saya lebih sering menulis eh mengetik di handphone.
Biasanya saat mengikuti suatu materi, saya lebih sering mengambil foto atau merekam suara, baru saya alihkan dengan mengetik di handphone. Sangat jarang menulis dengan tangan. Kalau pun ada tulisan tangan, itu juga tidak panjang.
Kalau bikin catatan berupa coretan-coretan sih ya lumayan sering. Mencatat hal-hal kecil saja saja seperti nomor telepon, alamat rumah seseorang, nomor rekam medis, atau belanjaan.
Pernah suatu kali saya mencoba menulis di atas kertas. Tapi, kenapa terasa sunyi. Seperti kehilangan kata-kata. Buntu. Tapi waktu masih SD, SMP, SMA sih lancar-lancar saja tuh saya menuangkan ide ke dalam tulisan di buku.
Saat SD tulisan tangan saya termasuk rapi, bahkan bisa dibilang indah. Ini bukan saya yang memuji, tapi guru kelas saya. Mungkin karena saya sering menulis dengan pensil yang ujungnya runcing, jadi tulisan saya terlihat lebih rapi dan indah.