Di formulir model C pemberitahuan memang tertera kolom kehadiran masing-masing pemilih datang pada waktu yang telah ditentukan KPPS. Mungkin itu sebabnya saya sampai di sini tidak ramai. Kemungkinan para tetangga saya datangnya agak siangan. Bisa jadi juga sudah ada yang memilih sebelum saya tiba.
Saya perhatikan panitia pemungutan suara memakai masker, face shield, dan sarung tangan. Jarak dengan petugas lain juga tidak berdekatan. Ya memang harusnya begitu. Panitia harus memberikan contoh yang baik kepada warga pemilih.
Lalu, nama saya pun dipanggil. Petugas memberikan selembar kertas surat suara yang terbuka untuk menunjukkan bahwa surat suara itu masih utuh. Karena suami saya juga belum memberikan suaranya, oleh petugas lain suami saya disarankan untuk memberikan suaranya sekalian mendampingi saya.
Kemudian, saya ke bilik suara, untuk menentukan suara saya diberikan kepada siapa. Ada tiga bilik suara. Saya di bilik suara sebelah kiri, suami di sebelah kanan, dan di tengah kosong.
Setelah berpikir dan menimbang-nimbang, dengan mengucapkan bismillahirahmanirrahim, saya pun menusuk salah satu nomor. Apakah nomor yang saya pilih sama dengan suami saya pilih, entahlah. Tidak ada diskusi di antara kami. Semuanya terserah kami hahaha...
Usai mencoblos, saya pun memasukkan surat suara di kotak suara yang tengahnya terlihat transparan. Kemudian, sarung tangan saya diminta untuk dibuang di tempat yang sudah ditentukan.Â
Jika sebelumnya pemberian tinta biru biasanya dicelup, kali ini diteteskan di jari sebagai antisipasi penyebaran virus. Ini juga sebagai bukti saya sudah mencoblos, dan jaga-jaga jangan sampai saya atau warga lain memilih lagi.
Setelah itu, saya pun ke luar dari TPS. Saya perkirakan lamanya saya di TPS tidak sampai 15 menit, mungkin juga hanya 10 menit, atau kurang dari itu? Saya tidak menghitungnya persis. Yang saya perhatikan sedari tadi protokol kesehatan Covid-19 yang begitu ketat diterapkan.Â
Baguslah. Jadi, kekhawatiran saya Pilkada Depok 2020 akan memunculkan kerumunan tidak terbukti. Setidaknya di wilayah saya, Kelurahan Pondok Jaya, Kecamatan Cipayung. Entah di kecamatan dan kelurahan lain. Semoga saja demikian adanya. Dan semoga kekhawatiran munculnya klaster pilkada tidak terjadi.Â
Seperti diberitakan, sejak pekan kedua November, Kota Depok mengalami lonjakan pesat kasus positif Covid-19 akibat libur panjang. Total kenaikan jumlah pasien sejak awal lonjakan mencapai 1.362 kasus, dari 1.006 kasus pada 11 November menjadi 2.368 kasus per kemarin.Â
Kemarin, Pemerintah Kota Depok mencatat 259 kasus baru Covid-19. Jumlah ini adalah yang tertinggi sejak 27 September sekaligus temuan kasus baru terbanyak kedua selama pandemi. (Kompas.com, 9/12/2020).