Tingkatan bahasa Jepang setidaknya terdapat 2 macam, yaitu bahasa biasa yang disebut futsuugo dan bahasa sopan/hormat yang disebut keigo. Di dalam keigo terdapat teineigo, sonkeigo, kenjougo/teichougo, dan bikago.
Tingkatan bahasa Jepang erat kaitannya dengan prinsip uchi dan soto yang dianut bangsa Jepang dalam berkomunikasi. Uchi mengacu pada orang-orang yang berada di dalam lingkaran sosial pembicara, dan soto mengacu pada orang-orang yang berada di luar lingkaran sosial pembicara.Â
Dengan kata lain, terdapat perbedaan dalam menggunakan gaya bahasa terhadap orang yang dianggap dekat dengan pembicara, seperti: teman dan keluarga, serta terhadap orang yang baru dikenal atau orang yang dianggap pantas dihormati.
Dalam bagian pertama telah dibahas mengenai futsuugo dan teineigo, dan pada bagian kedua telah dibahas mengenai sonkeigo dan kenjougo/teichougo. Pada bagian ketiga ini akan dibahas mengenai bikago.Â
Bikago adalah kata yang dibuat indah/halus yang digunakan sebagai bentuk hormat. Kata bikago merupakan kata benda atau kata sifat yang dibubuhi prefiks O, GO atau MI (untuk istilah religius).
Pada umumnya, prefiks O digunakan untuk kata-kata yang berasal dari bahasa Jepang asli, dan GO digunakan untuk kata-kata yang bukan asli Jepang. Â Kosakata yang dibentuk menjadi model bikago dapat digunakan dalam kalimat sopan/hormat. Akan tetapi perlu dipahami, bahwa tidak semua kata bisa diubah menjadi bikago. Berikut ini adalah contoh kosakata yang selalu menggunakan prefiks O atau GO, kosakata yang pada umumnya ditambahkan prefiks O dan GO (walau tidak selalu), serta kata-kata yang bisa menggunakan prefiks MI dan ON.
Contoh kosakata yang SELALU menggunakan prefiks O atau GO.
O naka   (perut)
O tamajakushi (penyendok)
O yatsu  (kudapan)