Mohon tunggu...
Sid noise
Sid noise Mohon Tunggu... Buruh - Jangan Mau di Bungkam

Akun subsidi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bertanya adalah Sebuah Tanda Bersilsafat

12 Juli 2020   16:23 Diperbarui: 12 Juli 2020   16:25 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tulisan seperti ini pernah saya bahas di beberapa forum kajian diskusi offline bersama mahasiswa filsafat juga usuluddin dan juga para tokoh ulama tapi sayang nya mendapat respon tidak baik.

Pertama saya tekan kan ini kajian filsafat bukan memutuskan salah dan benar, tidak mengajak murtad atau jadi atheist  tidak juga sedang mencati musuh. Dan karena kita akan menguji filsafat ketuhanan lewat Pimpinan Nazi maka saya awali dengan kisah ini.

Di sebuah kota kecil di perbatasan austria dan jerman namanya brunau hiduplah seorang remaja berusia 17 tahun bernama gerald zich. Gerald hidup sangat baik, senang tidak ada sesuatu yang istimewa dari dia. Suatu hari dia di kagetkan oleh sebuah mimpi buruk yang isinya pembantaian, bayi di bakar, bom dimana mana, organ tubuh manusia berserakan, darah bercucuran kemudian dia terbangun dengan kondisi berkeringat dan kaget. Dia berusaha mengabaikan tapi di malam berikut nya dia mimpi yang lebih buruk lagi terus menerus setiap malam nya.

Dia stress, depresi sampai tidak mau tidur karena setiap tidur mimpinya sangat menakutkan sekali. Karena kurang tidur masalah baru muncul pada gerald dia berobat ke psikiater, ke pastor, pendeta semua usaha nya gagal untuk menghilangkan mimpi buruk nya itu, sampai akhirnya dia putus asa dan mencoba untuk bunuh diri. 

Dia menyebrangi sungai yang jadi perbatasan austria dan jerman kemudian dia merebahkan dirinya di rel kereta untuk mengakhiri hidup dengan cara seperti ini. tidak lama saat menunggu kereta lewat, muncul Seorang anak kecil sekitar umur 5 tahun merebahkan diri di rel kereta yang sama tidak jauh dari dia dan Gerald pun kebingungan.

Karena pada dasar nya gerald adalah orang baik, ketika kereta sudah terlihat dia bergegas menolong anak kecil itu, si anak malah menolak tapi berhasil di selamatkan meski ada sedikit pergumulan dan luka.

Gerald : "gila kali lu ya knapa emang nekat gitu"
Bocah : "saya mau mati aja" bercerita sambil menangis
Gerald : "lu orang mana"
Bocah : "saya tinggal di brunau"
Geral : "eh sekampung ama gua" "nama lu siapa emang"
Bocah : "Hitler, adolf hitler"
Gerald : "oh, knapa emang lu mau bunuh diri"
Bocah : "saya dan ibu saya di siksa terus terusan saya ga kuat"

Kemudian baju hitler kecil di buka terlihat memar bekas pukulan di tubuhnya yang di lakukan sang ayah sejak balita. Dalam ceritanya ayah hitler juga mengalami masa lalu yang kelam, dia sering di bully bahwa aloi (ayah hitler) di bilang anak haram karena nenek nya hitler itu ceritanya di perkosa oleh yahudi. Maka ketika aloi dewasa dia melampiaskan kepada anak nya yaitu hitler.

Hitler kecil itu baik, melankolis, rajin, pintar tapi sejak kecil dari umur 2 tahun di siksa bayangkan saja anak umur lima tahun memutuskan untuk bunuh diri. Gerald pun menyuruh hitler kecil pulang dan memotivasi nya padahal gerald sendiri mau bunuh diri. Akhirnya mereka pulang bersama kerumah hitler kecil, bertemu clara ( mamah hitler) si gerald pun pulang ke rumahnya tidur nyenyak dan tak di sangka dia tidak mimpi pada hari itu. Saat bangun dia kaget campur bahagia dia tunggu malam berikutnya ternyata tidak mimpi juga sampai seterusnya dia bisa tidur nyenyak.

Beberapa tahun kemudian pada tahun 1938 jerman menginvasi austria dan tokoh jerman pada waktu itu garang, disiplin, tegas pada waktu itu gerald sudah menikah dan punya anak dan ber profesi sebagai wartawan. Karena wartawan gerald pun mencari tahu siapa pemimpin jerman yang di takuti ini dan langsung ter menung ketika melihat dan mendengar nama adolf hitler.

Gerald : " jangan - jangan bocah yang ane selametin dulu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun