Mohon tunggu...
Negara KITA
Negara KITA Mohon Tunggu... Penulis - Keterangan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bio

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo, Azan Bukan Panggilan Ngopi

26 Maret 2019   13:02 Diperbarui: 26 Maret 2019   13:20 2499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Prabowo ngopi [Foto: mencuat.com]

Bagi umat Islam azan bukan hanya panggilan untuk menunaikan ibadah shalat. Ia telah menjadi bagian dari diri tiap muslim semenjak lahir. Saya teringat ketika adik laki-laki saya baru lahir. Saat itu, ibu bidan menggiring saya dan ayah ke sebuah ruangan. Ia lalu memberikan adik saya yang baru lahir itu ke ayah dan meminta saya ke luar ruangan. Tetapi saya bersikeras untuk tetap berada di sana. Saya penasaran. Lantas setelah bidan ke luar ruangan, ayah mengumandangkan azan ke adik saya yang berada di gendongannya. Syahdu dan sakral, yang terdengar hanya suara azan ayah. Saya hanya terdiam, heran bercampur takjub.

Hingga detik ini, azan tetap menjadi bagian dari kehidupan umat muslim sedunia, khususnya Indonesia. Panggilan shalat tetap mengumandang selama lima waktu dalam sehari. Sebagai umat muslim, azan memiliki posisi yang terhormat. Bahkan ada adab ketika azan berkumandang. Ketika azan memanggil, maka seyogyanya umat muslim selain bersiap untuk menunaikan shalat, ia juga mengikuti bacaan muadzin dan bershalawat atas Rasulullah SAW. Seperti yang tertera dalam hadist riwayah Muslim no. 384.

Akan tetapi, tidak begitu dengan Prabowo Subianto saat melakukan kampanye di Manado hari Minggu 24 Maret 2019. Di tengah orasinya, suara azan dari masjid di samping panggung menandakan waktu Zuhur telah masuk. Capres nomor 02 itu pun berucap, "Karena azan sudah berkumandang, saya hentikan dulu orasi. Kita harus menghormati panggilan beribadah. Saya juga bisa beristirahat untuk minum kopi dulu." Setelah itu ia terlihat duduk ngopi dan berinteraksi dengan tim kampanyenya. Sehingga menjadi pertanyaan. Apakah serendah itu panggilan azan oleh seorang capres hasil ijtima ulama?

Beda Prabowo, beda pula Jokowi. Capres petahana tersebut berhenti sejenak ketika azan berkumandang. Salah satu contoh kejadian tersebut dapat terlihat saat Presiden Jokowi membuka acara Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia di Yogyakarta pada 14 September tahun lalu.

Contoh dari Prabowo tersebut menarik. Kita sebagai bangsa Indonesia bisa berdiri dan diam ketika lagu kebangsaan dinyanyikan, atau bahkan ikut bernyanyi mengikuti liriknya. Akan tetapi, mengapa saat azan berkumandang yang terjadi dari salah satu calon pemimpin negeri ini justru dimanfaatkan sebagai break untuk ngopi?

Sumber:
1. Detik [Prabowo Izin Ngopi Saat Jeda Azan, BPN: Salatnya Setelah Kampanye]
2. Dalam Islam [10 Adab Ketika Mendengar Adzan]
3. Detik [Kala Jokowi Hentikan Sejenak Pidato Saat Azan Berkumandang] 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun