Mohon tunggu...
Negara KITA
Negara KITA Mohon Tunggu... Penulis - Keterangan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bio

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Prabowo Bukan Imam Shalat

20 Desember 2018   19:51 Diperbarui: 20 Desember 2018   20:25 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo (Thejakartapost.com)

Bagi seorang muslim, pemimpin adalah ulil amri. Ia lah yang mengurus kepentingan-kepentingan umat. Oleh karena itu, wajar saja umat muslim memilih pemimpin yang mengerti akan keislaman. 

Harapannya adalah karena pemimpin seperti itu yang mengerti apa yang diinginkan pengikutnya sesama muslim. Mengerti akan kepentingan dari umat muslim itu sendiri. 

Bukankah aksi 212 tahun 2016 menuntut hal itu? Tuntutan hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang tersandung masalah penistaan agama, dan juga karena ketidakinginan pengikut aksi 212 terhadap pemimpin non-muslim.

Pengetahuan akan keislaman ini pula yang menjadi pertanyaan La Nyalla Mattalitti. Eks politisi Partai Gerindra tersebut meragukan kadar keislaman dari salah satu capres yang juga mantan pimpinannya, Prabowo Subianto. 

La Nyalla menantang Prabowo menjadi Imam salat agar semua orang tahu apa benar Prabowo bisa salat dan hafal semua bacaan salat.

Tantangan La Nyalla ini agak absurd dan menggelikan. Bukankah Prabowo selama ini dicitrakan sebagai capresnya umat Islam yang ditopang sekelompok ulama. Kenapa bukan Jokowi yang ditantang? Toh ia telanjur mendapat citra musuh umat Islam dan mengkriminalisasi ulama.

Tapi La Nyalla mungkin saja benar. Bukan hanya dirinya, kadar keislaman Prabowo pernah diragukan sejumlah ulama kelompok 212 saat menggelar ijtimak ulama (16/09/2018) untuk menentukan figur yang akan diusung sebagai capres dan cawapres.

Adalah Usamah Hisyam, salah satu penasihat kelompok PA 212 dan juga menjabat sebagai Ketua Umum Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi) yang membuka cerita soal itu. Usamah mengatakan bahwa pempimpin muslim itu kaffah, setidaknya calon pemimpin harus bisa menjadi imam salat, fasih membaca surat Al-Fatihah serta surat-surat pendek dalam Juz Amma, dan bisa mengaji. 

Menurutnya, sebagai pemimpin negara Indonesia dengan penduduknya yang mayoritas Islam, seorang presiden harus bisa menjadi imam. Usamah menambahkan bahwa tiap hari PA 212 berteriak memperjuangkan syariat Islam di negeri ini, tapi pemimpin yang akan diusung dan diperjuangkan sama sekali tidak mencerminkan figure yang memenuhi standar nilai-nilai syar'i.

Ia mengatakan Prabowo merespon dengan memukul meja sebanyak 5 kali karena merasa geram ada yang mempersoalkan kadar keislamannya. Tindakan Prabowo itu terjadi di depan para ulama dan tokoh Islam yang hadir dalam rapat tertutup di hotel berbintang lima di Jakarta. Para ulama itu berkumpul untuk merumuskan rekomendasi capres dan cawapres yang akan diusung.

Menurut Usamah, para ulama dan tokoh Islam yang hadir sampai terperangah melihat apa yang dilakukan Prabowo dan suasana pun menjadi tegang. Di pengujung acara, hasil ijtimak pun sangat mudah ditebak. Merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai nama tunggal yang akan diusung sebagai capres melawan Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun