Mohon tunggu...
Nazwa EkaPutri
Nazwa EkaPutri Mohon Tunggu... Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Financial

Menilai Potensi Keberlanjutan Bisnis Es Teh Indonesia melalui Aspek Studi Kelayakan Bisnis

4 Mei 2025   21:15 Diperbarui: 4 Mei 2025   22:56 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau biasa disebut dengan UMKM merupakan usaha yang dibangun oleh masyarakat lokal dengan profit yang dihasilkan dalam kisaran kecil hingga menengah. UMKM menjadi salah satu penopang perekonomian negara. Profit umkm umumnya berasal dari kalangan masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah. Hal ini tentunya disebabkan karena harga dari produk yang ditawarkan oleh UMKM difokuskan pada kemampuan penghasilan masyarakat rata-rata.

Es Teh Indonesia menjadi salah satu pihak yang terlibat dalam pergerakan UMKM di bidang f&b. Didirikan pada tahun 2018, Es Teh Indonesia membuka toko pertamanya di Jakarta Selatan dan hingga akhir 2022 Es Teh Indonesia telah berhasil membuka 1000 cabangnya di seluruh Indonesia. Ini menjadi pengaruh yang besar terhadap perekonomian bangsa dengan hadirnya lapangan pekerjaan yang tersedia untuk masyarakat. 

Namun sebelum menentukan kesuksesan dari keberlangsungan franchise Es Teh Indonesia, perlu dilakukan beberapa analisis terkait kelayakan bisnis dengan lingkungan masyarakat dalam prosesnya. Studi kelayakan bisnis menjadi salah satu kegiatan penting yang perlu dilakukan dalam hal ini. 

Studi kelayakan bisnis ini akan menjadi acuan pengambilan keputusan selama pembangunan bisnis. Hasil analisis ini akan mengevaluasi potensi pasar, tantangan, dan risiko yang mungkin dihadapi selama usaha beroperasi. Studi ini juga menjadi acuan dalam menilai aspek finansial dan kelayakan jangka panjang bisnis, serta memberikan rekomendasi strategis agar usaha ini dapat berkembang dan bertahan di pasar. Selain itu, analisis ini akan memberikan gambaran tentang dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Dengan demikian, keputusan yang diambil dapat lebih terarah dan mendukung kesuksesan bisnis.

PEMBAHASAN

1. Aspek Yuridis

Analisis terkait legalitas pendirian Es Teh Indonesia menjadi aspek krusial yang perlu dicermati sebelum memutuskan untuk bergabung dalam franchisenya. Informasi yang didapatkan dari analisis aspek yuridis usaha ini, akan memastikan bahwa usaha berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan mencegah permasalahan legalitas usaha di masa mendatang.

  • Status Hukum Es Teh Indonesia: menjadi salah satu UMKM yang cabangya tersebar di seluruh wilayah di Indonesia, Es Teh Indonesia berada di bawah naungan PT. Esteh Indonesia Makmur  yang resmi terdaftar dan memiliki entitas hukum terpisah dari pemiliknya. Es Teh Indonesia berkewajiban untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, termasuk dalam hal perizinan usaha dan kepatuhan terhadap standar kesehatan dan keselamatan produk.

2. Aspek Teknis (Proses dan Kapasitas Produksi)

Es Teh Indonesia menghasilkan berbagai varian es teh selama proses produksinya yang tentunya tetap memperhatikan kualitas bahan produknya. Bahan baku berkualitas tinggi ini seperti teh asli, gula, serta bahan tambahan seperti topping. Selama pengelolaannya, Es Teh Indonesia melibatkan tahap pengolahan teh, pencampuran bahan, pengemasan, hingga penyimpanan produk yang siap dijual. 

Hal tersebut menjadikan Es Teh Indonesia digemari banyak konsumen, yang membuat penjualan es teh hingga ribuan gelas. Kapasitas ini tentunya bergantung pada lokasi dan permintaan pasar, serta estimasi bahan baku yang efisien.

3. Aspek Pasar

a. Segmentasi Pasar

  • Demografis: Es Teh Indonesia menargetkan konsumen dari berbagai kelompok usia, terutama remaja dan dewasa muda, yang memiliki gaya hidup aktif dan menyukai minuman segar dan manis.
  • Geografis: Produk Es Teh Indonesia dapat ditemukan di berbagai lokasi strategis, seperti mal, stasiun, ataupun pusat keramaian lainnya.

  • Psikografis: Konsumen Es Teh Indonesia cenderung mencari minuman yang tidak hanya menyegarkan tetapi juga memiliki rasa yang unik dan inovatif.

b. Target Pasar  
Es Teh Indonesia menargetkan produknya pada konsumen perempuan maupun laki-laki mulai dari rentang usia remaja hingga dewasa. Alasan penargetan ini dikarenakan produk yang dihasilkan (es teh) umumnya dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat di seluruh Indonesia. Penempatan outlet juga difokuskan pada wilayah dengan aktivitas yang ramai konsumen, seperti di lingkungan sekolah, lingkungan kantor, hingga di pemukiman padat warga.

c. Saluran Distribusi
Produk Es Teh Indonesia tersedia offline melalui outlet-outlet yang tersebar di berbagai lokasi strategis, serta tersedia secara online melalui platform e-commerce dan layanan pesan antar seperti GoFood dan GrabFood. Fleksibilitas akses tersebut memudahkan Es Teh Indonesia menjangkau konsumennya lebih luas.

d. Analisis Persaingan
Dikarenakan teh sebagai salah satu minuman yang sangat familiar di kalangan masyarakat Indonesia, ini menyebabkan persaingan di bidang usaha es teh termasuk kompetitif. Es Teh Indonesia menghadapi persaingan dari merek-merek lain yang menawarkan produk serupa. Oleh karena itu, konsistensi selama produksi terhadap kualitas barang serta inovasi yang dikembangkan dapat memperkuat brand image agar Es Teh Indonesia tetap relevan dan unggul di pasar. 


4. Aspek Finansial 

a. Biaya Investasi Awal
Memulai usaha franchise Es Teh Indonesia, calon mitra perlu menyiapkan investasi awal (franchise fee dan biaya fasilitas/outlet) sekitar Rp120 juta, yang mencakup lisensi merek, peralatan, serta bahan baku awal. Modal pembangunan atau renovasi outlet juga perlu dipertimbangkan.

b. Proyeksi Pendapatan
Pendapatan satu outlet Es Teh Indonesia didapat melalui penjualan rata-rata Rp4 juta hingga Rp5 juta per hari tergantung pada seberapa ramainya konsumen yang mengunjungi atau membeli produk pada hari itu dan seberapa strategisnya wilayah outlet berada.

c. Break Even Point (BEP)
Titik impas (BEP) franchise Es Teh Indonesia berdasarkan estimasi pendapatan dan biaya yang ada, diperkirakan dapat tercapai dalam waktu 6 bulan hingga 1 tahun setelah operasi dimulai. Hail ini relatif cepat dalam mengembalikan modal yang telah dikeluarkan.


5. Aspek Manajemen dan Organisasi

Struktur organisasi yang dirancang oleh Es Teh Indonesia selama operasional cukup sederhana tapi tetap efektif. Struktur ini dibangun mulai dari Owner, Barista, Kasir, Office Boy, dan Content Marketing. Perancangan ini tentunya telah memikirkan setiap fungsi dalam operasional bisnis supaya berjalan dengan efisien dan efektif. 

Tujuan dari pembentukan organisasi ini guna mengimplementasikan struktur yang efisien dan efektif, memberikan uraian pekerjaan yang jelas, serta menentukan jumlah tenaga kerja yang sesuai dengan beban kerja. Perencanaan organisasi dan manajemen Es Teh Indonesia dirancang dengan tahap penetapan masalah (persaingan yang ketat dan menjaga produktivitas karyawan), serta tujuan dalam implementasi struktur organisasi yang ideal dengan lebih efisien. Pemilihan lokasi yang strategis juga menjadi bagian penting dari manajemen, karena lokasi yang tepat akan mempengaruhi perkembangan usaha.

6. Aspek Sosial dan Ekonomi

Kontribusi yang dilakukan oleh Es Teh Indonesia dalam dunia sosial dan ekonomi tampak signifikan. Es Teh Indonesia membuka peluang kerja bagi masyarakat lokal melalui jaringan outlet yang tersebar di berbagai lokasi strategis dalam dunia sosial. Perusahaan ini juga berfokus pada peningkatan kualitas keterampilan karyawannya melalui pelatihan guna mengembangkan kualitas sdm dalam bidang manajemen, pelayanan, serta selama operasional bisnis berjalan. Tersebarnya outlet Es Teh Indonesia di berbagai wilayah di Indonesia juga turut serta dalam pemberdayaan ekonomi lokal dengan meningkatkan transaksi bisnis serta interaksi sosial di wilayah usaha berada.

Es Teh Indonesia juga memberikan dampak positif melalui kontribusinya khususnya dalam sektor kuliner yang terus berkembang. Kenaikan pendapatan terjadi baik bagi pemilik usaha, karyawan, maupun masyarakat sekitar yang terlibat dalam rantai distribusi dan operasional. Ini juga menjadi peluang usaha baru bagi pihak lain dengan di sisi lain lapangan kerja yang tercipta memungkinkan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. aat sosial yang luas.

7. Aspek Lingkungan

Hingga saat ini, belum ada implementasi terkait inovasi khusus dalam pengelolaan sampah plastik yang digunakan sebagai wadah produk. Usaha di bidang minuman ini yaitu produk es teh menjadi salah satu penyumbang sampah plastik terbanyak di lingkungan masyarakat. Ini dikarenakan produk memiliki harga terjangkau yang sesuai dengan selera masyarakat. Namun demikian, Es Teh Indonesia bukan menjadi penyumbang sampah plastik terbanyak di bidang ini. 

Sebagai usaha franchise, pengawasan terhadap pengelolaan sampah plastik di outlet-outlet Es Teh Indonesia masih terbatas. Setiap outlet yang dikelola oleh mitra franchise memiliki tanggung jawab untuk mengelola sampah, namun belum ada regulasi atau prosedur yang jelas mengenai pengelolaan sampah plastik di tingkat franchise. Ini mengakibatkan kurangnya pengawasan yang sistematis terhadap sampah plastik yang dihasilkan, dan di beberapa lokasi, pengelolaan sampah masih mengandalkan kebijakan lokal masing-masing outlet.

Meskipun Es Teh Indonesia belum memiliki sistem pengelolaan sampah plastik yang kuat, perusahaan ini memiliki potensi untuk mengembangkan solusi ramah lingkungan di masa depan, baik melalui edukasi kepada mitra franchise mengenai pengelolaan sampah, maupun melalui inovasi produk yang lebih ramah lingkungan. Dengan berkembangnya kesadaran terhadap pentingnya keberlanjutan lingkungan, Es Teh Indonesia dapat mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk mengurangi dampak sampah plastik di masa depan.

KESIMPULAN

Es Teh Indonesia menunjukkan potensi bisnis yang solid dari berbagai aspek yang telah dianalisis. Dengan aspek yuridis yang telah terpenuhi legalitas dan izin usaha, serta pengelolaan franchise. Untuk aspek teknis juga menunjukkan bahwa Es Teh Indonesia mengoperasikan fasilitas produksi dengan peralatan modern dan standar yang efisien, meskipun pengawasan terhadap setiap outlet franchise masih perlu diperkuat.

Sisi manajemen dan operasional dari Es Teh Indonesia memiliki struktur organisasi yang jelas, dengan fokus pada pengembangan SDM dan operasional bisnis. Aspek pasar menunjukkan bahwa Es Teh Indonesia memiliki segmentasi yang luas, dengan target pasar yang meliputi berbagai kalangan, terutama remaja dan dewasa muda, serta mampu memanfaatkan saluran distribusi secara offline dan online.

Penawaran peluang yang menarik melalui proyeksi pendapatan yang baik juga terlihat dalam aspek finansial. Tapi pengawasan terhadap pengelolaan biaya investasi awal dan return on investment (ROI) perlu diperhatikan oleh mitra franchise. Peran aktif Es Teh Indonesia dalam aspek sosial dan ekonomi juga terlihat melalui penyediaan lapangan kerja dan pemberdayaan ekonomi lokal. Disamping itu, pengembangan inovasi terhadap pengelolaan limbah plastik hasil produksi perlu dikembangkan dan diperhatikan lebih serius untuk kelangsungan bisnis seterusnya. 

Secara keseluruhan, Es Teh Indonesia menunjukkan kelayakan bisnis yang baik, dengan potensi untuk terus berkembang, baik dari sisi operasional, pasar, maupun dampak sosial-ekonomi. Namun, perusahaan perlu memperkuat pengelolaan sampah plastik dan meningkatkan pengawasan terhadap outlet franchise untuk memastikan keberlanjutan dan kepatuhan terhadap standar lingkungan yang lebih baik.

REFERENSI
Es Teh Indonesia. (n.d.). Corporate. Diakses dari https://www.estehindonesia.com/corporate 

Kumparan. (n.d.). Franchise Es Teh Indonesia: Ini Syarat dan Cara Daftarnya. https://kumparan.com/berita-bisnis/franchise-es-teh-indonesia-ini-syarat-dan-cara-daftarnya-1xbcjAcyW10

Scribd. (n.d.). 3 Aspek Organisasi dan Manajemen: Struktur Organisasi Es Teh Indonesia. https://www.scribd.com/document/656957447/3-ASPEK-ORGANISASI-DAN-MANAJEMEN#:~:text=Organisasi%20Dan%20Manajemen-,Ringkasan%20dokumen%20tersebut%20adalah:%201.%20Dokumen%20tersebut%20membahas%20tentang%20aspek,struktur%20organisasi%20Es%20Teh%20Indonesia

Taufik, M. (2021). Analisis Strategi Pemasaran Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing Pada Es Teh Indonesia Cabang Lamongan. Ekonomi, Keuangan, Investasi dan Syariah (EKUITAS), 3(2), 247250. https://doi.org/10.47065/ekuitas.v3i2.1080

Salsabilah, S. A. (n.d.). Visualisasi Model Bisnis Es Teh Indonesia. Universitas Bina Nusantara. https://osf.io/my36r/download

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun