Kata esensialisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat dua kata, yaitu "esensi" yang berarti "hakikat, inti, dasar" dan ditambahkan menjadi "esensial" yang berarti "sangat prinsip, sangat berpengaruh, sangat perlu". Secara etimologi, esensialisme berasal dari bahasa Inggris yakni "Essential" yang berarti inti atau pokok dari sesuatu dan "Isme" berarti aliran, mazhab atau paham.
Esensialisme dikenal sebagai gerakan pendidikan dan juga sebagai aliran filsafat pendidikan. Esensialisme berusaha mencari dan mempertahankan hal-hal yang esensial, yaitu sesuatu yang bersifat inti atau hakikat fundamental, atau unsur mutlak yang menentukan keberadaan sesuatu. Menurut Esensialisme, yang esensial tersebut harus diwariskan kepada generasi muda agar dapat bertahan dari waktu ke waktu karena itu Esensialisme tergolong tradisionalisme.
Ciri-ciri filsafat pendidikan esensialisme yang disarikan oleh William C. Bagley adalah sebagai berikut:
1. Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering tumbuh dari upaya-upaya belajar awal yang memikat atau menarik perhatian bukan karena dorongan dari dalam diri siswa.
2. Pengawasan pengarahan, dan bimbingan orang yang dewasa adalah melekat dalam masa balita yang panjang atau keharusan ketergantungan yang khusus pada spesies manusia.
3. Kemampuan untuk mendisiplin diri harus menjadi tujuan pendidikan, menegakkan disiplin adalah suatu cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Esensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh, kuat tentang pendidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya (progresivisme) memberikan sebuah teori yang lemah.