Mohon tunggu...
Nazaria Putri
Nazaria Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tugas Guru Rangkap Menjadi Konselor BK: Minimnya Tenaga Profesional di SD

13 April 2025   20:54 Diperbarui: 13 April 2025   20:54 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Guru Kelas sedang Mengajar

Di balik keceriaan siswa-siswi sekolah dasar, terdapat persoalan yang sering luput dari sorotan yaitu kekurangan tenaga profesional di bidang bimbingan dan konseling (BK). Secara ideal, setiap sekolah perlu memiliki konselor terlatih yang dapat memahami dan mendampingi kebutuhan emosional serta perkembangan sosial anak. Namun kenyataannya, masih banyak SD di Indonesia yang belum memiliki guru BK. Kondisi ini membuat guru kelas harus merangkap peran sebagai konselor, meskipun mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan konseling yang memadai.

Beban Ganda Guru Kelas
Guru di tingkat SD umumnya sudah menghadapi banyak tanggung jawab, mulai dari mengajar lintas mata pelajaran hingga mengelola tugas administratif. Ketika mereka juga harus berperan sebagai pembimbing konseling, muncul dua masalah utama: keterbatasan kompetensi di bidang tersebut dan meningkatnya tekanan kerja. Walaupun sebagian guru memiliki kepedulian tinggi terhadap murid, tanpa pelatihan khusus, pendekatan mereka sering kali tidak efektif dan bahkan bisa memperburuk kondisi psikologis siswa.

Dampaknya terhadap Peserta Didik
Ketidakhadiran konselor profesional di SD berdampak nyata terhadap perkembangan murid. Anak-anak yang menghadapi kesulitan belajar, masalah pribadi, hingga perundungan sering kali tidak mendapatkan penanganan yang sesuai. Jika dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan berbagai persoalan jangka panjang, seperti menurunnya motivasi, gangguan emosi, hingga masalah mental yang lebih serius.

Pentingnya BK di Pendidikan Dasar
Peran bimbingan konseling sangat krusial di jenjang sekolah dasar karena masa ini merupakan fondasi pembentukan karakter anak. Konselor profesional dibutuhkan untuk:
1. Mendeteksi potensi maupun hambatan perkembangan anak secara dini,
2. Memberikan pendekatan psikologis yang sesuai dengan permasalahan,
3. Menjadi penghubung antara sekolah, keluarga, dan pihak pendukung lainnya.

Upaya yang Bisa Dilakukan
Guna mengatasi persoalan keterbatasan tenaga BK, beberapa solusi yang dapat diupayakan antara lain:
1. Menambah formasi guru BK di SD melalui kebijakan pemerintah yang lebih merata,
2. Memberikan pelatihan konseling dasar bagi guru kelas agar mampu menangani permasalahan ringan,
3. Menjalin kerja sama dengan lembaga psikologi atau konselor eksternal, dan
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemangku kebijakan tentang pentingnya layanan BK di pendidikan dasar.

Penutup
Pendidikan anak tidak hanya berkutat pada pelajaran akademik. Anak-anak memerlukan bimbingan emosional dan tempat untuk berbagi keluh kesah-hal yang tidak selalu bisa diberikan oleh guru kelas yang sudah kewalahan. Kehadiran tenaga konseling profesional di SD adalah kebutuhan mendesak, bukan sekadar pelengkap. Masa depan generasi muda sangat bergantung pada perhatian kita terhadap kesehatan mental dan perkembangan sosial mereka sejak usia dini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun