Mulai zaman ini popularitas menjadi hal yang sangat diidam-idamkan oleh hampir semua kalangan masyarakat. Orang berlomba-lomba untuk mencapai popularitas yang tinggi di segala platform media sosial. Namun, bisa dikatakan orang yang memiliki popularitas tidak serta merta popular begitu saja. Ada banyak hal yang menjadi alasan seseorang bisa mencapai popularitas yang tinggi. Mulai dari yang memiliki bakat yang unik, visual yang indah, suara merdu, bahkan kegilaan seseorang bisa membuatnya menjadi popular. Namun sisi buruk dari popularitas seseorang tidak banyak diketahui oleh para netizen. Sisi buruk yang saya maksud bukan perilaku negatif tetapi masalah yang dihadapi orang yang mendapat popularitas. Sebagai contoh yaitu Justin Bieber, manusia dengan popularitas yang luar biasa. Siapa yang tak mengenal sosoknya? Harta dan popularitas benar-benar dia dapatkan sedari muda. Hampir satu bumi mengenalnya. Tapi apakah dia bahagia dengan popularitasnya? Coba simak sepenggal lirik yang Justin keluhkan dalam lagunya "Lonely".
"Everybody knows my past now
Like my house was always made of glass
And maybe that's the price you pay
For the money and fame at an early age"
Saat pertama kali menyimak lirik yang Justin lantunkan, saya merasa aneh. Masa iya manusia  sekaya dan sepopuler Justin harus mengeluhkan hal-hal sepele semacam ini? Apalagi dilagu yang sama ia masih sempat berkata "What if you had it all, but nobody to call?", masa iya sekelas Justin Bieber bingung harus ngeluh kepada siapa jika sedang mengalami suatu  masalah? Bukannya kata orang "Jadilah kaya dan populer, niscaya semua manusia akan mengitarimu."
Ternyata setelah saya melihat sendiri bagaimana idola saya mengeluh akan hal yang ia alami ketika ia popular (walaupun tak sepopuler Justin) saya baru sadar bahwa apa yang diucapkan  oleh Justin Bieber lewat lagunya benar-benar nyata. Terlalu banyak manusia yang mengitari idola saya (termasuk saya), tapi tak ada yang benar-benar membuat idola saya merasa nyaman. Hal- hal yang seharusnya menjadi konsumsi pribadi, malah dinikmati oleh semua orang. Menyendiri didalam kamar adalah jalan terbaik dan terindah yang pernah ada. Bahkan ia pernah mengatakan bahwa jika bukan karena tuntutan dakwah (idola saya adalah seorang pedakwah) dan bisnis yang ia punya, ia berfikir untuk benar-benar akan menghapus semua akun social media platform yang ia  punya, kemudian membuat akun baru sebagai penyimak saja.
Selain itu ia pun berkata " padahal diawal saya viral, semua tampak nyaman-nyaman saja. Bahkan setiap kali saya merasa ada yang mengenal saya, histeria yang saya dapatkan bukan main. Tapi semua itu sekejap saja. Tak ada kenyamanan yang hakiki melebihi duduk dimajlis ilmu berkumpul dengan orang-orang sholih. Saya sudah pernah duduk dengan orang paling kaya dan orang paling terkenal, tapi tetap saja... perkumpulan tanpa ilmu rasanya benar-benar hampa.''
Sungguh benar apa yang dikatakan oleh Imam Ahmad "Barangsiapa yang diuji dengan popularitas maka dia tidak aman dari fitnah."
Bagaimana bisa selamat dari fitnah ? bila rumahnya saja diibaratkan oleh Justin terbuat dari kaca. Privasi yang merupakan inti dari kehidupan manusia saja hampir seluruhnya hilang. Semua privasi yang dimilikinya telah menjadi konsumsi publik. Â Oleh sebab itu setelah munculnya beberapa artis-artis baru yang masih dibawah umur membuat saya risau. Baru-baru ini muncul girl group dari Korea yang membludak namanya seantero dunia, sebutlah New Jeans namanya, dengan member maknae (Member termuda) yang masih berusia 14 tahun. Sebagian orang benar-benar memandang mereka dengan pandangan penuh harapan agar bisa menjadi seperti mereka, tapi saya sendiri malah khawatir diusia yang masih muda, dia telah kehilangan privasinya dan harus hidup di atas ekspektasi-ekspektasi para fansnya. Seharusnya seseorang yang masih berusia 14 tahun bisa mengeksplor dirinya dengan bebas. Namun lihatlah mereka, walaupun kepopuleran mereka adalah nyata tapi mereka hanya akan hidup memenuhi ekspetasi-ekspetasi para penggemarnya.
Cukup saya akhiri tulisan ini dengan penggalan kalimat dari Imam Al-Ghazali :
"Yang tercela adalah apabila seseorang menyengajakan dirinya mencari popularitas. Namun, jika ia tenar karena karunia Allah tanpa ia cari-cari maka ia tidaklah tercela."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI