Mohon tunggu...
Nayla Sifa Aulia Sadwi
Nayla Sifa Aulia Sadwi Mohon Tunggu... UPN Veteran Jakarta

saya adalah seorang Mahasiswa yang sedang mengambil jurusan Akuntansi, saya gemar menulis berbagai artikel dan jurnal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Audit Forensik Digital: Perspektif Praktisi dalam mengungkap fraud di sektor Strategis

13 Oktober 2025   21:57 Diperbarui: 13 Oktober 2025   21:56 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Audit Forensik Digital: Senjata Baru Ungkap Fraud di Era Teknologi

Di era digital, kejahatan keuangan tidak lagi dilakukan dengan cara-cara tradisional. Pelaku kini menggunakan teknologi canggih, transaksi virtual, hingga rekayasa digital untuk menyembunyikan jejak. Inilah alasan mengapa audit konvensional tak lagi cukup. Dibutuhkan pendekatan yang lebih modern dan adaptif, yaitu audit forensik digital.

Audit forensik digital adalah kombinasi antara akuntansi, investigasi hukum, dan teknologi informasi. Tidak hanya memeriksa laporan keuangan, auditor forensik juga menganalisis data digital, log aktivitas, hingga jejak komunikasi elektronik. Dengan bantuan teknologi seperti data analytics, artificial intelligence, machine learning, dan blockchain forensics, auditor mampu mendeteksi pola anomali dan kecurangan lebih cepat, akurat, dan detail. Bahkan, prosesnya dapat dilakukan secara real-time melalui continuous monitoring.

Fraud Semakin Canggih, Sektor Strategis Jadi Sasaran

Penelitian ini menunjukkan bahwa sektor pemerintahan, perbankan, dan e-commerce adalah yang paling rentan terhadap fraud digital. Contoh kasus seperti BTS Kominfo, korupsi pengadaan barang/jasa, manipulasi laporan keuangan Garuda Indonesia, hingga cyberfraud di perbankan Afrika Selatan. Hal ini membuktikan bahwa kejahatan keuangan kini terjadi secara sistematis dan melibatkan teknologi informasi. Menariknya, audit forensik digital tidak hanya mengungkap kasus setelah terjadi, tetapi juga mencegah fraud sejak dini dengan sistem deteksi otomatis, pelacakan aliran dana, dan pengawasan transaksi tanpa celah manual.

Tantangan Nyata: Bukan Teknologi, Tapi Manusia dan Sistem

Meskipun audit forensik digital menawarkan teknologi canggih untuk mendeteksi dan mengungkap fraud, tantangan terbesar justru berasal dari faktor manusia dan sistem kelembagaan. Banyak auditor belum memiliki kompetensi teknis dalam analisis data digital, cyber forensics, atau pemahaman hukum terkait bukti elektronik. Di sisi lain, birokrasi yang kaku dan penuh kepentingan sering menghambat akses data atau bahkan menekan auditor untuk tidak menindaklanjuti temuan tertentu. Regulasi terkait legalitas bukti digital juga belum seragam, sehingga hasil audit sering sulit dibawa ke ranah hukum. Selain itu, infrastruktur teknologi di beberapa instansi masih terbatas, sehingga proses investigasi menjadi lambat dan tidak efisien. Tanpa perlindungan yang kuat terhadap auditor dan whistleblower, keberanian untuk mengungkap kebenaran pun menjadi rendah. Dengan demikian, keberhasilan audit forensik digital tidak hanya bergantung pada kecanggihan teknologi, tetapi sangat ditentukan oleh integritas individu, budaya organisasi yang transparan, serta dukungan kebijakan dan kelembagaan yang kuat.

Sinergi adalah Kunci: Teknologi + SDM + Regulasi

Untuk mencapai efektivitas audit forensik digital secara maksimal, teknologi saja tidak cukup, diperlukan sinergi antara kemampuan sumber daya manusia, sistem pengendalian internal, dan dukungan regulasi yang kuat. Teknologi seperti data analytics, AI, atau e-procurement hanya akan bekerja optimal jika dioperasikan oleh auditor yang kompeten dan memahami proses investigasi secara mendalam. Di sisi lain, sistem pengendalian internal yang baik memastikan setiap transaksi terdokumentasi, diawasi, dan dapat ditelusuri. Namun, semua ini tetap membutuhkan landasan hukum dan regulasi yang jelas agar bukti digital diakui secara sah serta auditor memiliki kewenangan dan perlindungan dalam menjalankan tugasnya. Kolaborasi lintas disiplin antara auditor, pakar IT, penegak hukum, regulator, dan manajemen organisasi menjadi faktor kunci untuk menciptakan mekanisme deteksi dan pencegahan fraud yang menyeluruh. Dengan sinergi antara teknologi, kompetensi manusia, dan kerangka regulasi, audit forensik digital dapat berfungsi tidak hanya sebagai alat investigatif, tetapi juga sebagai sistem pertahanan strategis dalam menjaga integritas organisasi.

Masa Depan Pengawasan: Modern, Real-Time, dan Berbasis Data

Audit forensik digital bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan masa depan. Di tengah digitalisasi masif dan meningkatnya cybercrime, organisasi harus segera beradaptasi. Investasi pada kompetensi auditor, sistem digital, dan regulasi yang jelas akan menjadi fondasi untuk menciptakan tata kelola yang bersih, transparan, dan berintegritas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun