Mohon tunggu...
nayla salsa
nayla salsa Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya suka membaca, suka dengan hal-hal terkait isu sosial

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Resume Joged di Atas Luka: Saat Wakil Rakyat Melupakan Penderitaan Publik

22 September 2025   15:38 Diperbarui: 22 September 2025   15:38 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saya akan meresume tulisan dari dosen pengampu saya, Bapak Drs. Study Rizal LK, MA, yang berjudul "Joged di Atas Luka: Saat Wakil Rakyat Melupakan Penderitaan Publik." Sangat disayangkan, sikap tersebut menunjukkan kurangnya empati terhadap kondisi rakyat yang masih menghadapi berbagai persoalan, seperti kemiskinan, pengangguran, dan krisis ekonomi. Sebagai wakil rakyat, seharusnya mereka lebih peka dan menjaga sikap, bukan justru berjoget seolah merayakan sesuatu di tengah penderitaan masyarakat.

Pernyataan ini menyoroti perilaku anggota DPR yang dinilai kurang peka terhadap keadaan masyarakat. Ungkapan almarhum Gus Dur yang menyebut DPR sebagai "DPR itu seperti Taman Kanak-Kanak" kembali terasa relevan ketika melihat sikap sebagian wakil rakyat yang tampak terlalu santai, bahkan berjoget di ruang parlemen, padahal rakyat masih berjuang menghadapi berbagai persoalan hidup. Sikap seperti ini dianggap kurang pantas karena menunjukkan seolah-olah mereka tidak merasakan kesulitan yang dialami rakyat dan tidak bersikap serius pada saat yang seharusnya penting.

Di satu sisi, DPR adalah lembaga yang seharusnya menjadi corong aspirasi rakyat, memperjuangkan kebijakan yang menyejahterakan masyarakat, dan memastikan pemerintah bekerja sesuai kepentingan publik. Namun, ketika anggota DPR justru terlihat bersuka ria di tengah situasi sulit -- di mana kemiskinan, pengangguran, dan harga kebutuhan pokok terus menekan -- hal ini memunculkan kesan bahwa mereka tidak memiliki empati terhadap penderitaan rakyat.

Selain itu, kritik juga diarahkan pada banyaknya tunjangan dan fasilitas yang diterima anggota DPR. Besarnya anggaran yang dialokasikan untuk mereka tidak sebanding dengan kualitas kinerja yang dihasilkan. Rakyat mengharapkan produk legislasi yang berpihak pada kepentingan umum, pengawasan yang ketat terhadap jalannya pemerintahan, dan kebijakan penting yang mampu menjawab persoalan bangsa. Namun, hasil kerja yang memuaskan masih belum terlihat secara nyata.

Kondisi ini membuat kepercayaan publik terhadap DPR semakin menurun. Masyarakat menuntut agar para wakil rakyat lebih menunjukkan integritas, ketegasan, dan empati. Mereka perlu menyadari bahwa jabatan yang mereka emban adalah amanah, bukan sekadar kesempatan untuk menikmati fasilitas negara. DPR seharusnya menjadi contoh etika dan sikap kerja yang bertanggung jawab, bukan menambah kekecewaan publik dengan perilaku yang terkesan meremehkan persoalan bangsa.

Kritik terhadap DPR bukan hanya sekedar menolak atau menyalahkan, tetapi dorongan agar lembaga legislatif ini benar-benar menjalankan perannya sebagai wakil rakyat. Diperlukan komitmen nyata dari setiap anggota DPR untuk memperbaiki citra lembaga, meningkatkan kualitas kinerja, serta mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan demikian, kepercayaan publik dapat dipulihkan dan DPR dapat kembali menjadi lembaga yang dihormati serta dipercaya untuk membawa bangsa menuju arah yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun