Oleh:Syamsul Yakin dan Nayla Jaenida Putri (Dosen dan Mahasiswa Fakultas Dakwah danIlmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Keberhasilan dalam berdakwah ditentukan oleh berbagai aspek,termasuk kemampuan memanfaatkan teknologi serta ketepatan dalam memilih metode,pendekatan, dan strategi dakwah. Namun, salah satu aspek yang sangat pentingdalam praktik dakwah adalah pengembangan bahasa retorika, terutama dalam bentukverbal, baik lisan maupun tulisan.
1. Penggunaan Bahasa Baku
         Dalam berdakwah, penting untukmenggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah KamusBesar Bahasa Indonesia (KBBI). Bahasa baku ini umumnya digunakan dalam situasiresmi agar dakwah terasa lebih kredibel dan dapat dipercaya. Namun, sesekalipenggunaan bahasa asing atau bahasa daerah juga diperbolehkan untuk menciptakankedekatan dengan audiens, terutama saat menyisipkan humor atau melakukanpendekatan yang bersifat 'ice breaking'.
2. Penyampaian yang Berbasis Data
         Informasi yang disampaikandalam dakwah sebaiknya berbasis pada data dan fakta. Fakta merupakan realitasyang dapat diamati dan diverifikasi, sedangkan data adalah bahan mentah darifakta tersebut. Artinya, materi dakwah perlu dibangun atas dasar informasi yangdapat dibuktikan, bukan sekadar asumsi atau opini semata.
3. Materi Berdasarkan Riset
          Salah satu kunci penting dalampenyampaian dakwah adalah menggunakan hasil riset. Riset dimulai denganmengumpulkan data, melakukan analisis, hingga menarik kesimpulan. Misalnya,seorang dai dapat menggunakan hasil riset terkait jumlah penduduk Indonesia,perbandingan gender, tingkat pendidikan, dan pendapatan per kapita untukmemperkuat pesan dakwahnya agar lebih kontekstual dan relevan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI