Kemiskinan adalah keadaan di mana seseorang tidak memiliki penghasilan atau aset yang memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar, seperti makanan, pakaian, rumah, pendidikan, dan kesehatan. Berbagai faktor dapat menyebabkan kemiskinan, termasuk rendahnya tingkat produktivitas, ketidakadilan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan, praktik korupsi, bencana alam, konflik, atau tindakan diskriminasi. Kemiskinan berdampak buruk bukan hanya bagi individu tetapi juga untuk masyarakat, seperti menurunnya tingkat kesejahteraan, harapan hidup yang lebih rendah, dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
Pengangguran merupakan situasi ketika individu yang memiliki keinginan dan kemampuan untuk bekerja tapi tidak dapat menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka. Ada berbagai alasan mengapa pengangguran terjadi, termasuk ketidakcocokan antara jumlah lapangan kerja yang tersedia dengan tenaga kerja yang ada, perubahan dalam teknologi, krisis ekonomi, persaingan internasional, atau kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Enggannya mempengaruhi baik individu maupun masyarakat, seperti penurunan pendapatan, kesehatan yang buruk, kualitas hidup yang menurun, serta meningkatnya angka kriminal, konflik dalam masyarakat, dan beban keuangan. Untuk mengurangi tingkat pengangguran, perlu ada kerjasama antara pemerintah, bisnis, dan masyarakat dalam menciptakan peluang kerja yang efektif, meningkatkan keterampilan para pekerja, dan menyediakan bantuan bagi mereka yang menganggur.
Hal ini merupakan salah satu tugas pemerintah untuk memastikan bahwa masalah kemiskinan tidak terus meningkat dari tahun ke tahun dan agar masyarakat setidaknya dapat merasakan kesejahteraan sosial, dengan tujuan mengurangi angka kemiskinan. Dampak dari kemiskinan mulai dirasakan di berbagai level, mulai dari individu, komunitas, hingga tingkat nasional. Contohnya, data mengenai kemiskinan di Kota Bandung menunjukkan bahwa jumlah warga miskin baru bertambah selama masa pandemi COVID-19.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, dari total populasi sebesar 2.444.160 orang, terdapat penambahan sebanyak 12.480 orang miskin sejak tahun 2020 hingga 2021. Sebagaimana dilaporkan oleh detikJabar dari dokumen Kota Bandung Dalam Angka yang dirilis BPS pada Februari 2022, jumlah warga miskin pada tahun 2020 awalnya adalah 100.020 orang. Angka tersebut kemudian meningkat pada tahun 2021 menjadi total 112.500 orang miskin di Kota Bandung. Dalam data BPS, disampaikan bahwa persentase penduduk miskin di Kota Bandung pada 2020 mencapai 3,38 persen. Persentase itu mengalami kenaikan pada tahun 2021 menjadi 4,37 persen.
Dari data statistik tersebut, terlihat bahwa angka kemiskinan di Bandung semakin tinggi sejak masa pandemi Covid 19. Upaya pemerintah Kota Bandung telah dilakukan untuk mengurangi angka kemiskinan ini, namun hasil yang diperoleh belum sesuai dengan harapan dan kebutuhan yang ada di lapangan. Nyatanya, warga Kota Bandung sangat memerlukan bantuan sosial agar mereka dapat hidup dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.
Pemerintah perlu mengambil langkah untuk menangani isu kemiskinan yang terjadi di kota Bandung. Jika tantangan ini tidak diselesaikan, dampaknya akan sangat serius dan dapat menimbulkan masalah baru bagi pemerintah. Kemiskinan dapat memicu berbagai permasalahan dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial di masyarakat. Kondisi ini dapat menyebabkan kekacauan dan ketidakseimbangan dalam pemerintah. Masalah kemiskinan tidak bisa dianggap sepele oleh warga kota Bandung, karena bila terus meningkat, dampaknya bisa sangat merugikan baik untuk kondisi saat ini maupun untuk masa depan.
Apabila pemerintah kota Bandung gagal mengatasi hal ini, konsekuensinya akan sangat berat, seperti meningkatnya jumlah anak-anak yang terpaksa berhenti sekolah, tingginya angka pengangguran, penurunan mutu generasi penerus, munculnya permasalahan kesehatan di masyarakat, dan yang paling mengkhawatirkan adalah meningkatnya tingkat kriminalitas.
Pemerintah juga melakukan upaya bagaimana masyarakat bisa menjalani aktivitas di masa pandemi covid 19 dan minimal menekan laju pertumbuhan covid 19 yang semakin hari semakin naik angkanya dan mampu mengelola sumber dengan baik dan tepat untuk menangani krisis dan dampak kemiskinan yang ditimbulkan oleh pandemi covid 19.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI