Mohon tunggu...
Naura Imana Ahmadi
Naura Imana Ahmadi Mohon Tunggu... Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 24

Hobi jalan-jalan dan jajan-jajan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Belajar Berbisnis Sejak Kecil: Kisah Jejak Pembisnis UMKM dengan Jatuh Bangunnya

13 Juni 2025   01:59 Diperbarui: 13 Juni 2025   01:59 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
akun instagran @pastienak.kitchen sumber: screen shoot dari akun @pastienak.kitchen

Bisnis adalah kegiatan menjual atau menawarkan jasa agar mendapatkan keun tungan. Bisnis bisa dimulai oleh siapa saja yang memiliki keinginan untuk melakukannya. Dengan harapan serta usaha yang besar suatu bisnis kecil bisa semakin berkembang. Namun, apakah bisnis hanya diperuntukan bagi kalangan orang dewasa saja? Tentu jawabannya tidak. Anak kecilpun bisa melakukannya. Tidak harus dimulai dari memiliki pengalaman tetapi, dimulai dengan membuat pengalaman itu sendiri. Mulai dari modal yang kecil hingga besar semuanya dapat dilakukan.

Inilah kisa seorang gen Z. Dia bernama Adinda Az Zahra Tridianita yang kerap disapa Sarah oleh teman-temannya. Saat ini dia telah menduduki bangku perkuliahan semester 2 di UPN Veteran Yogyakarta. Selain kesehariannya sebagai mahasiswa Sarah juga aktif diberbagai organisasi. Tidak hanya itu Sarah juga seorang UMKM yang menjual berbagai barang.

foto saya dengan Sarah sumber: dokumentasi pribadi
foto saya dengan Sarah sumber: dokumentasi pribadi

Dimulai dari kelas 4 SD, Sarah berjualan es krim di rumahnya. Dilihat dari suatu potensi menjual salah satu brand es krim yang masih belum banyak dijual, akhirnya memutuskan untuk menjualnya. Bermodalkan kulkas 2 pintu yang ada di rumahnya, Sarah menjulnya kepada teman-temannya. Karena semakin banyak yang membeli akhirnya memutuskan untuk membeli freezer khusu untuk tempat es krim jualannya.

Di tahun yang sama, dengan viralnya slime sampai ketelinga Sarah. Sarah yang sedari kecil tidak begitu tertarik dengan mainan, tetapi akhirnya memutuskan untuk mencoba membuat slime sendiri. " Awalnya mama aku itu engga tahu kalo aku suka buat slime, tapi karena aku sering beli bahan-bahan slime dan kalo buang bekas bikin slime sembarangan akhirnya aku ketahuan sama mama," kata Sarah. Sarah sebelumnya melihat teman-temannya membuat slime dan meneliti tekstur slime yang pas. Karena dia sering membuat slime, ibunya menyarankan Sarah untuk menjual hasil karyanya. Di saat itu juga ibunya membeli kios untuk berjualan baju, di situlah Sarah menaruh dagangan slimenya untuk di jual. Tidak hanya berjualan di kios, Sarah juga menjualnya di sekolahnya. Namun, jualan di kios tersebut tidak bertahan lama. Di sela-sela itu juga Sarah membantu ibunya menjual sushi dan takoyaki di sekolahnya.

Akhirnya keluarga Sarah memutuskan untuk berjualan di salah satu mall Yogyakarta yaitu Jogja City Mall. Di sana Sarah berjualan berbagai mainan viral pada zamannya, mulai dari slime, squishy, stress ball, spiner, dan lainnya. " Aku sampai nginep hotel di sebelahnya buat bikin slime," kata Sarah. Sarah berjualan di Jogja City Mall hingga kelas 2 SMP awal. Saat Sarah kelas 2 SMP covid 19 mewabah, yang menyebabkan Sarah memutuskan untuk selesai berjualan di Jogja City Mall. " Padahal omset 1 tahun bisa tembus sampai 50 juta, itu masa terjaya aku," kata Sarah. Di tahun 2021 dengan masih adanya wabah covid 19, Sarah memberanikan diri untuk berjualan melalui akun Instagram yang dulu ia gunakan untuk berjualan squishy. " Tapi aku buat jualan alat-alat tulis. Jadi sistemnya orang peren lewat Instagram terus kita COD," kata Sarah.

Cerita di lanjut pada kelas 1 SMA, Sarah kembali menjual produk sushi dan takoyakinya di sekolah. Mulai kelas 2 SMA, Sarah menambah menu dalam jualannya, mulai dari risol mayo, spaghetti, es lumut, hingga dalgona. " Aku mulai ikut kelas baking, jadi hasil dari kelas itu aku terapin dan akhirnya aku mulai jual soft cookies di sekolah," kata Sarah. Saat itu varian rasa yang ditawarkan masih terbatas hanya tersedia rasa coklat dan red velvet. Menu selanjutnya yang ditambahkan oleh Sarah ada nasi bakar.  Produk yang dijual Sarah juga dijual di berbagai event sekolah. " Aku pas nunggu libur masuk kuliah juga nyewa stand di Sleman City Hall," kata Sarah.

Saat ini Sarah masih berjualan beberapa produk makananannya dengan sistem pre order. Setelah pembeli mengikuti pre order, pembeli dapat mengambil barangnya dengan COD. Dengan berbagai menu dan varian yang lebih beragam. Seperti soft cookiesnya menambah 2 varian yaitu, matcha dan coffee. Sarah akan berjualan sesuai dengan jadwal kuliah dan organisasinya. Dari pengalaman Sarah yang sudah berjualan sejak kecil, Sarah dipilih menjadi koor divisi dana usaha di salah satu event yang diadakan di kampusnya. Saat ini pelanggan Sarah semakin banyak, informasi mengenai jualan Sarah datang dari sosial media dan dari mulut- kemulut. Metode penjualannya sekarang semakin bergam. Kalian juga bisa pesan melalui gofood. " Akhirnya memutuskan untuk berjualan melalui go food, karena lebih praktis. Tetanggaku yang mau beli juga bisa langsung dating ke rumah aja," kata Sarah.

Karena sekarang sulit bagi waktu untuk kuliah dan organisasi, Sarah memutuskan untuk tidak membuka jualannya melalui sistem pre order. Jika kalian penasaran dengan produk apa saja yang dijual sarah, bisa dilihat melalui akun Instagram @pastienak.kitchen dan bisa menghubungi nomor kontak yang tertera di bio Instagram untuk pesan. Kalian juga dapat memesan melalui gofood dengan pencarian nasi bakar dan rice bowl pastie nak kitchen.

penjualan dagangan Sarah melalui gofood sumber: screen shoot melalui aplikasi gofood
penjualan dagangan Sarah melalui gofood sumber: screen shoot melalui aplikasi gofood

Dilihat dari kisah Sarah yang memulai bisnis dari kecil. Kita juga tidak boleh menyerah sebelum memulainya dan nikmatilah prosesnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun