Mohon tunggu...
Naura Imana Ahmadi
Naura Imana Ahmadi Mohon Tunggu... Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 24

Hobi jalan-jalan dan jajan-jajan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Lebih Baik dari Kemarin, Sebuah Langkah Kecil untuk Menjadi Lebih Bersinar

4 Juni 2025   08:00 Diperbarui: 4 Juni 2025   03:18 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto setelah selesai presentasi finalis sumber: dokumentasi pribadi

Menjadi lebih baik dari hari kemarin adalah prinsip yang membuat saya bisa lebih berkembang. Walaupun dimulai dari hal yang kecil dan sederhana saja. Lalu, bagaimana dengan rasa takut dan over thinking? Itu hal yang umum, tetapi kita harus bisa mengubah hal tersebut menjadi sesuatu yang mendorong kita untuk berkembang lebih pesat. Jika takut gagal maka pikirkan bagai mana jika berhasil. Jika malas untuk memulai maka pikirkan bagai mana jika gagal. Dengan konsep sederhana itu kita bisa mengelola rasa over thingking itu dengan lebih baik.

Semuanya dimulai dari diri sendiri dengan keinginan menjadi lebih baik. Berkali-kali gagal bukan berarti tidak bisa. Selalu terlihat sempurna dan berhasil belum tentu mereka pernah gagal. Kita fokus dengan apa yang kita miliki. Jangan pernah ragu untuk selalu mencoba di segala kesempatan. Hasil kecil tidak apa-apa, tetapi ada keinginan untuk mau berproses.

Bagi sebagian orang memenangkan lomba sudah biasa. Namun bagaimana dengan orang-orang yang menginginkan berada di posisi mereka. Saya adalah salah satu orang yang merasa seperti itu. Merasa tertinggal dan merasa tidak pernah berkembang. Hal tersebut yang selalu membuat saya merasa minder dan iri dengan orang lain. Namun, uniknya sebenarnya kita memiliki keunikan tersendiri yang membuat orang juga ingin merasakan berdiri di posisi kita.

Saya akan menceritakan pengalaman memenangkan lomba pertama kali saya. Melihat teman-teman yang sudah memenangkan berbagai perlombaan dari kecil memang membuat saya merasa ingin berdiri di posisi mereka. Namun, itu bukan menjadi alasan saya untuk merasa berkecil hati. Dengan itu menjadi suatu motivasi yang membuat saya mau bergerak.

Dimulai dari kesempatan ditawari mengikuti lomba oleh seorang teman. Ragu dan takut langsung membuat gentar saya. Namun, kapan lagi kesempatan ini hadir menghampiri saya. Ini adalah pintu untuk semakin lebih baik. Saya berpikiran tidak menang tidak apapa yang penting bisa lebih baik dari kemarin. Dimulailah perjalanan yang membuat saya bangga dengan diri saya sendiri.

Saya mengikuti perlombaan business plan bersama dengan ke dua teman saya dalam acara Party Of Public Relation 2025 yang diadakan oleh Universitas Islam Negeri Suanan Kalijaga. Dimulai dari pembuatan proposal. Saat itu saya sedang berlibur dengan keluarga saya, tetapi saya menggunakan waktu istirahat untuk mengerjakan proposal tersebut bersama teman satu tim saya. Walaupun terbatas ruang kami tetap mengerjakan proposal melalui telfon. Setelah selesai mengerjakan kami langsung mengumpulkan proposal tersebut dengan harap-harap cemas.

Hari penguman finalis tiba. Saat itu, ternyata tim kami masuk kedalam salah satu finalis. Setelah itu kami membuat jadwal untuk berlatih presentasi sebagai dari tahapan final lomba. Dengan meluangkan waktu dari berbagai kesibukan kami akhirnya melakukan sesi latihan. Dimulai dari pembuatan powor point hingga berlatih presentasi kami kerjakan dalam waktu 3 hari. Bukan waktu yang banyak dan cukup untuk Latihan. Namun, kami telah menunjukkan proses dan progress yang besar dalam membuat suatu perubahan baru dari diri kami masing -masing.

Hari perlombaan final pun tiba. Kami merasa takut, bangga, dan senang menjadi satu. Dengan menguatkan diri sama lain kami berhasil melakukan presentasi dengan sebaik mungkin di depan juri dan peserta lain dari berbagai instansi pendidikan. Ternyata itu bukan hari yang menegangkan, tetapi di hari itu saya menambah relasi pertemanan saya dari peserta lainnya.

foto saat saya tampil menari sumber: dokumentasi panitia
foto saat saya tampil menari sumber: dokumentasi panitia

Hari pengumuman lomba pun tiba. Disaat itu juga saya menjadi salah peserta yang juga tampil menari di acara malam puncak rangkaian acara perlombaan. Saya berhasil membawakan tarian dari Kalimantan. Disambut antusias dan mendapatkan tepuk tangan meriah dari apresiasi par a penonton. Setelah itu saya berganti pakaian dan kembali menjadi peserta sebagai finalis lomba.

foto setelah mendapat juara 3 sumber: dokumentasi pribadi
foto setelah mendapat juara 3 sumber: dokumentasi pribadi

Perasaan khawatir dan takut kembali menyelimuti. Satu demi satu pemenang lomba dari cabang lain mulai di umumkan. Tiba saatnya cabang lomba yang saya ikuti mengumumkan juaranya. Akhirnya tim kami mendapat juara 3 di lomba kali ini. Rasa bangga menggantikan rasa takut sebelumnya. Jadi, jangan pernah merasa iri dengan pencapaian orang lain buatlah pencapaian sendiri dengan cara mu sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun