Pemerintah mungkin berpikir bahwa permintaan maaf akan cukup untuk meredakan gelombang kritik, tetapi lupa bahwa kepercayaan bukanlah barang sekali pakai yang bisa diproduksi ulang setiap kali hilang. Kepercayaan adalah modal yang dibangun perlahan dengan bukti nyata, dan sekali ia retak, semua janji akan terdengar hambar. Saat rakyat mulai memandang setiap kebijakan dengan curiga, itu bukan sekadar masalah komunikas adalah tanda bahwa legitimasi sedang terkikis.
Dan jika pemerintah terus melahirkan kebijakan yang menguji kesabaran publik, lalu mengandalkan klarifikasi sebagai obat mujarab, maka jangan kaget bila suatu hari rakyat berhenti mendengar, berhenti percaya, bahkan berhenti peduli. Sebab ketika rakyat sudah apatis, negara akan kehilangan penopang terkuatnya yaitu partisipasi dan dukungan tulus dari mereka yang mestinya dilayani. Itu adalah titik di mana sebuah bangsa mulai runtuh, bukan karena serangan musuh, tetapi karena retaknya hubungan antara pemimpin dan rakyatnya sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI