Perkembangan Teknologi Mesin Kendaraan Listrik di Indonesia
1. Latar belakang kebijakan dan target nasional
Pemerintah Indonesia sejak 2019 menempatkan elektrifikasi transportasi sebagai prioritas melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis: Baterai untuk transportasi jalan. Perpres itu menetapkan kerangka kebijakan --- termasuk dorongan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), riset & pengembangan, serta sinergi antar-industri --- yang menjadi dasar regulasi dan insentif berikutnya.
2. Perkembangan teknologi baterai dan hilirisasi (nilai tambah)
Komponen kunci dalam ekosistem EV adalah baterai lithium-ion. Sejumlah investasi besar dalam 2--3 tahun terakhir menandai upaya Indonesia untuk membangun rantai nilai baterai (dari nikel hingga sel baterai dan perakitan). Contoh besar: konsorsium antara perusahaan Indonesia dan pembuat baterai Tiongkok (CATL) meluncurkan proyek integrasi baterai besar --- termasuk fasilitas pabrik sel baterai di Jawa Barat dan aktivitas pengolahan nikel di wilayah lain.
3. Produsen kendaraan listrik (OEM) dan manufaktur lokal
- Sepeda motor listrik lokal: Muncul merek-merek lokal seperti GESITS yang memproduksi motor listrik di dalam negeri dan mulai mendapatkan pangsa pasar.
- Mobil listrik dan pabrikan asing: Hyundai, VinFast, dan beberapa produsen asing lain memperluas kegiatan manufaktur/merakit di Indonesia --- baik lewat investasi fasilitas perakitan (CKD/IKD) maupun rencana pabrik.
4. Infrastruktur pengisian daya (charging)
Infrastruktur charging merupakan penghambat sekaligus fokus investasi. PLN sebagai pemegang peranan besar telah mempercepat penyediaan SPKLU (stasiun pengisian listrik umum) untuk mobil dan SPLU untuk sepeda motor; laporan-laporan 2025 menyebutkan ribuan titik pengisian publik yang terus bertambah.
5. Aplikasi teknologi mesin & sistem kendaraan
Perkembangan "mesin" kendaraan listrik di Indonesia lebih fokus pada beberapa aspek teknis berikut:
- Motor listrik & inverter: produsen lokal mulai merakit motor BLDC/PMAC dan inverter untuk aplikasi sepeda motor dan kendaraan niaga ringan.
- Battery management system (BMS): kemampuan desain dan perakitan BMS lokal meningkat melalui kerja sama R&D antara universitas, startup, dan OEM.
- Sistem pengganti baterai (battery swap): khusus untuk sepeda motor, model battery-swap muncul sebagai solusi infrastruktur cepat.
6. Tantangan teknis, ekonomi, dan regulasi
  Beberapa kendala yang masih harus dihadapi antara lain:
- Skala dan investasi besar untuk pabrik baterai dan R&D.
- Infrastruktur pengisian yang belum merata, terutama di luar pulau Jawa.
- Standarisasi TKDN dan komponen lokal.
- Ketersediaan mineral & praktik pertambangan yang ramah lingkungan.
7. Peluang dan rekomendasi
- Percepat pengembangan industri komponen lokal (motor, inverter, BMS).
- Skalakan infrastruktur charging dengan model publik-swasta.
- Dorong standardisasi baterai agar interoperabilitas meningkat.
- Manfaatkan sumber daya nikel untuk pabrik baterai ramah lingkungan.
Penutup
Perkembangan teknologi mesin kendaraan listrik di Indonesia sudah bergerak cepat: dari kebijakan, manufaktur sepeda motor listrik lokal, masuknya pabrikan asing, sampai investasi besar di baterai. Namun transformasi penuh membutuhkan sinergi kebijakan, investasi infrastruktur, dan peningkatan kapasitas R&D serta manufaktur komponen dalam negeri.
Referensi utama:
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2019.
2. The Jakarta Post (2025). PLN leads the charge in EV infrastructure.
3. Reuters (2025). Indonesia-China battery plant development.
4. Reuters (2025). LG Energy Solution project update.
5. Situs resmi GESITS dan laporan industri kendaraan listrik Indonesia.