Mohon tunggu...
Naufal Rifqi Yusron
Naufal Rifqi Yusron Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Jakarta

kadang suka menulis kadang suka mengambil foto

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Kematian Satu keluarga Bunuh Diri dari Apartemen di Penjaringan

14 Mei 2024   23:52 Diperbarui: 15 Mei 2024   16:53 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Naufal Rifqi Yusron (23010400157)

Filsafat dan Etika Komunikasi

Dr. Nani Nurani Muksin, S.Sos, M.Si.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Jakarta


Kasus bunuh diri satu keluarga di apartemen telah mengguncang masyarakat dan menimbulkan banyak pertanyaan mendalam tentang kondisi psikologis dan dinamika komunikasi keluarga. Dalam analisis ini, kita akan memeriksa peristiwa tragis tersebut dari sudut pandang filsafat dan etika komunikasi. Tujuan nya adalah untuk mendapatkan pemahaman tentang bagaimana komunikasi yang efektif dan empatik dapat menjadi kunci untuk mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.

Artikel ini mengajak pembaca untuk lebih menyadari gejala kesulitan emosional dalam lingkungan keluarga dengan mempertimbangkan nilai-nilai etika komunikasi. Artikel ini juga menekankan pentingnya menciptakan ruang diskusi yang aman dan mendukung bagi setiap anggota keluarga. Berita tragis datang pada tanggal 19 Maret 2024 tentang seorang keluarga yang membunuh diri di apartemen mereka. Masyarakat terkejut dengan berita ini dan mempertanyakan alasan keputusan tragis mereka.

Seorang suami dan istri dengan dua anak adalah anggota keluarga yang terlibat dalam insiden tersebut, menurut laporan. Mereka tinggal di apartemen di pusat kota. suami tiba-tiba memutuskan untuk membunuh diri sendiri, istrinya, dan anak-anak mereka.

 Waktu kejadian setempat menyatakan pada siang hari mereka datang ke apartemen tersebut dengan membawa ransel besar, dalam perjalanan menuju apartemen, saksi yang mengantar para korban tersebut menyatakan tidak ada tanda tanda kecemasan yang akan melakukan bunuh diri tersebut, hingga setibanya di hotel menaiki lift untuk lantai paling atas mereka mulai saling mencium kening layaknya perpisahan dan memang benar satu keluarga lompat bersama.

Kasus ini menimbulkan banyak perasaan dan banyak pertanyaan. Bagaimana suami itu membuat keputusan tragis itu dan mengapa tidak ada tanda-tanda? Apakah ada elemen yang memengaruhi keputusan ini? Untuk saat ini, kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui lebih lanjut tentang peristiwa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun