Mohon tunggu...
Naufal Pambudi
Naufal Pambudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mr.

Koordinator Ikatan Masyarakat Muda Madani (IMAM)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mitologi Genderuwo yang Jago Menculik dan Menyamar

14 November 2018   11:28 Diperbarui: 14 November 2018   11:29 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: www.yukepo.com

Kalau kita amati, hantu-hantu di Nusantara tampaknya memiliki keahlian spesifik. Dalam film-film fiksi horor luar negeri, rata-rata hantu memiliki keahlian membunuh. Sebutlah Drakula dengan sepasang taring untuk menghisap darah korban. Begitu juga Vampir China, meski penampakannya lucu, tapi bisa menghisap darah manusia sampai kering.

Hantu di Indonesia agak lain, karena rerata keahliannya adalah menculik. Sebutlah wewe gombel, yang digambarkan sebagai perempuan tua yang gemar membawa pergi anak-anak. Ada juga sundet bolong, perempuan berambut panjang dengan lobang menganga di punggungungnya. Sundet bolong biasa menyembunyikan korban di lobang itu, lalu menutup dengan rambutnya yang panjang.

Masih ada lagi Genderuwo, yang digambarkan sebagai sosok menyeramkan dan kerap tinggal di pohon-pohon besar. Genderuwo ini termsuk penculik sangat mahir, karena dia juga ahli menyamar. Saat mengincar korban, genderuwo bisa menyamar sebagai kerabat korban. Jika ingin menculik perempuan misalnya, genderuwo akan menyamar sebagai suaminya. Jika ingin menculik anak-anak, bisa menyamar sebagai ibunya, dan seterusnya. Dengan keahliaan itu, sepantasnya Genderuwo menempati kasta atas hantu penculik.

Menurut teman yang menekuni cerita rakyat, karakter hantu-hantu itu adalah gambaran sifat buruk manusia. Teman ini juga menyebut bahwa "hantu" adalah kebalikan dari "Tuhan." Kalau Tuhan adalah representasi semua sifat baik, hantu adalah cermin dari semua sifat buruk. Cerita-cerita hantu pada masyarakat tradisional pun mengandung pesan, bahwa orang yang berbuat baik niscaya dekat Tuhan. Dan sebaliknya, orang yang gemar berbuat buruk maka akan menyerupai hantu atau setan.

Pertanyaannya, memang ada orang menyerupai hantu? Bisa jadi ada. Sebutlah genderuwo tadi, yang berkeahlian menculik dan menyamar. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa temui orang yang gemar bohong. Dalam dunia politik misalnya, ada orang yang jauh dari kehidupan agama, tetiba sok-sok an membela Islam, membela ulama. Padahal sebenarnya, orang ini hanya mencari dukungan politik. Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia, sehingga untuk mendapat simpati luas, politisi itu pura-pura, menyamar seolah dekat dengan umat dan ulama.

Politisi seperti itu juga gemar mereka-reka kebohongan, yang tujuannya agar dirinya terlihat baik di depan publik. Misalnya, dia menyuruh teman pura-pura jadi korban penganiayaan. Lalu politisi itu pun tampil di depan media, seolah paling heroik membela temannya yang pura-pura dianiaya. Eh, tiba-tiba aparat berhasil mengungkap rekayasa penganiayaan itu. Lalu si politisi itu pun balik badan,seolah-olah tak terlibat dalam rekayasa penganiayaan.

Tak cukup sampai di situ, si politisi ini juga mengarang cerita mengerikan. Tentang kebangkrutan Indonesia, ancaman tenaga kerja asing, bahwa Indonesia akan bubar, dan sebagainya. Faktanya, dia hanya menebar ketakutan kepada publik. Lalu ketika publik mulai cemas, si politisi tadi akan menyamar sebagai pahlawan yang seolah-olah bermaksud menyelamatkan publik yang ketakutan.

Kalau ditelisik lebih dalam, sebenarnya semua teror ketakutan, kebohongan dan penyamaran si politisi itu hanyalah taktik untuk mendapat perhatian publik. Lalu, publik akan dia giring untuk mendukung kepentingan politiknya, memenuhi hasrat dan ambisi kekuasaannya. Politisi genderuwo seperti itu memang memiliki hasrat dan ambisi kekuasaan sangat besar, yang sudah dia warisi dari sejak kanak-kanak.

Kalau ada yang berusaha menghalang-halangi ambisinya, politisi Genderuwo ini pun punya senjata pamungkas, yaitu: Culik dan Hilangkan! Seperti itulah kira-kira, politis Genderuwo yang saat ini lagi rajin gentayangan. Bagi kita, warga Indonesia, sebaiknya tak mudah tertipu dengan penyamarannya yang penuh kepalsuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun