Mohon tunggu...
Naufal Irsyad Hanif
Naufal Irsyad Hanif Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang pemuda yang tertarik dengan bagaimana kehidupan bekerja

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Yakin Air yang Kita Minum Setiap Hari Aman?

5 Oktober 2025   18:49 Diperbarui: 5 Oktober 2025   18:49 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air adalah kebutuhan paling mendasar bagi kehidupan. Tubuh manusia terdiri dari lebih dari 60 persen air, sehingga tanpa pasokan yang cukup, kita akan cepat mengalami dehidrasi. Setiap hari kita dianjurkan minum dua liter air untuk menjaga metabolisme, sirkulasi, hingga fungsi otak. Namun, pertanyaan sederhana sering kali terabaikan. Apakah air yang kita minum benar-benar aman untuk tubuh?

Bagi banyak orang, selama air terlihat bening dan tidak berbau, maka air itu dianggap bersih. Pandangan ini wajar, karena secara kasat mata kita sulit mengetahui kualitas air. Kita percaya bahwa air galon isi ulang atau air minum dalam kemasan sudah pasti sehat. Padahal, sejumlah penelitian justru menemukan bahwa kejernihan air tidak selalu berarti aman.

Ancaman Mikroplastik dalam Air Minum

Beberapa tahun terakhir, isu mikroplastik menjadi perhatian dunia. Mikroplastik adalah serpihan plastik berukuran sangat kecil, bahkan lebih halus daripada debu, yang bisa masuk ke tubuh manusia tanpa kita sadari. Penelitian menemukan bahwa mikroplastik dapat ditemukan di berbagai sumber air, termasuk air kemasan botol. Potongan-potongan kecil ini berasal dari degradasi plastik dalam limbah atau dari proses produksi kemasan itu sendiri.

Masalahnya, mikroplastik tidak dapat dicerna tubuh. Walaupun penelitian masih berlangsung, para ilmuwan menduga mikroplastik dapat mengiritasi jaringan, mengganggu sistem pencernaan, dan membawa bahan kimia berbahaya yang menempel di permukaannya. Jika terakumulasi dalam jangka panjang, efeknya terhadap kesehatan bisa serius, mulai dari gangguan hormon hingga potensi kanker.

Logam Berat yang Mengintai

Selain mikroplastik, pencemaran logam berat dalam air juga tidak boleh diremehkan. Unsur seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), dan kadmium (Cd) bisa masuk ke air minum melalui pipa tua, limbah industri, atau tanah yang tercemar. Masalah ini sering kali luput dari perhatian karena logam berat tidak mengubah rasa maupun bau air, tetapi efeknya terhadap tubuh sangat berbahaya.

Paparan timbal, misalnya, dapat merusak perkembangan otak pada anak-anak dan menurunkan kecerdasan. Sementara itu, kadmium berhubungan dengan kerusakan ginjal dan tulang, dan merkuri bisa merusak sistem saraf. Walaupun kadarnya mungkin kecil, konsumsi terus-menerus membuat logam berat menumpuk di tubuh hingga akhirnya memicu penyakit kronis.

Air Isi Ulang dan Air Kemasan, Mana yang Lebih Aman?

Masyarakat kita akrab dengan dua pilihan utama air minum, galon isi ulang dan air kemasan pabrikan. Galon isi ulang lebih murah dan praktis, tetapi kualitasnya sangat bergantung pada kebersihan depot. Tidak semua depot memiliki standar higienitas yang ketat, sehingga potensi pencemaran mikroba atau zat kimia tetap ada.

Sementara itu, air minum dalam kemasan umumnya lebih terkontrol karena melalui proses produksi industri dengan regulasi tertentu. Namun, bukan berarti sepenuhnya aman. Masalah limbah plastik sekali pakai dan potensi lepasnya mikroplastik dari botol justru menjadi isu lain yang patut diperhatikan, dengan kata lain, pilihan terbaik bukan hanya soal jenis air yang kita minum, tetapi juga bagaimana kita memastikan sumber dan penyimpanannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun