Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara (2 Juni 2025) – Mahasiswa KKN Tematik Universitas Diponegoro (UNDIP) mendorong pengembangan ekonomi kreatif masyarakat pesisir melalui program kerja bernama “JELAUT.” Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja monodisiplin yang dilaksanakan oleh Nathanael Bisma Wasi Wicaksono, mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang merupakan anggota fase 2 Tim KKN–T IDBU 127 UNDIP.
Kegiatan ini juga merupakan dari rangkaian program multidisiplin yang mengangkat tema besar: “Revitalisasi Budidaya Rumput Laut Kappaphycus Sp.: Integrasi Inovasi Teknologi, Pemberdayaan Ekonomi Nelayan, dan Keberlanjutan Lingkungan di Desa Kemujan, Karimunjawa”. Program tersebut diketuai oleh Dr. Diana Chilmawati, S.Pi., M.Si., dengan tim pelaksana terdiri dari Dr. Trisnani Dwi Hapsari, S.Pi., M.Si., dan Tristiana Yuniarti, S.Pi., M.Si., serta didukung oleh tim lapangan yang dikoordinatori oleh Pranata Candra Perdana Putra, S.Pi., M.Ling.
Rumput laut merupakan komoditas yang melimpah di wilayah pesisir Indonesia, namun pemanfaatannya masih terbatas pada produk mentah. Melihat peluang tersebut, tim KKN UNDIP yang ditempatkan di [nama desa/lokasi], menginisiasi pelatihan dan produksi olahan jelly berbahan dasar rumput laut jenis Kappaphycus sp., yang dikenal kaya akan serat, mineral, serta memiliki manfaat bagi kesehatan pencernaan.
Melalui program JELAUT, mahasiswa tidak hanya mengenalkan produk olahan inovatif, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya kelompok ibu-ibu dan pelaku UMKM lokal. Kegiatan ini mencakup pelatihan teknis mulai dari proses perendaman, perebusan, pencampuran bahan alami seperti air kelapa atau sari buah, hingga proses pengemasan yang higienis dan menarik.
Tujuan utama dari program ini adalah menciptakan produk olahan yang sehat, ekonomis, dan memiliki nilai jual, sehingga dapat menjadi alternatif sumber pendapatan masyarakat. Selain itu, JELAUT juga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya diversifikasi produk pangan lokal berbasis laut.
“Tim kami ingin memperkenalkan bahwa rumput laut tidak hanya dijual mentah, tetapi juga bisa diolah menjadi produk siap konsumsi yang menarik dan bergizi. Ini bisa menjadi peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat,” ujar Nathan sebagai penanggung jawab proker JELAUT.
Respon masyarakat terhadap program JELAUT sangat positif. Mereka antusias mengikuti pelatihan dan tertarik untuk mengembangkan produk serupa secara mandiri. Bahkan, beberapa warga mulai mencoba memasarkan hasil olahan jelly rumput laut di pasar lokal dan melalui media sosial.
Dengan adanya inovasi seperti JELAUT, diharapkan kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat dapat terus berkembang, tidak hanya dalam peningkatan ekonomi, tetapi juga dalam membangun kemandirian dan kreativitas masyarakat dalam mengolah potensi lokal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI