Mohon tunggu...
Nataya Khuria Insani
Nataya Khuria Insani Mohon Tunggu... Journalist, Reporter, Writer

Master of Humanities with an interest in history, culture, and business

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Voices of Tomorrow : Jurnalisme Digital & Penceritaan Multimedia

26 September 2025   15:18 Diperbarui: 26 September 2025   15:17 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pamflet Voices of Tomorrow "Session : Digital Journalism & Multimedia Storytelling" (Sumber : India News Desk Jakarta)

Dalam era digital yang serba cepat, informasi mengalir begitu deras melalui media sosial, portal berita online, hingga pesan singkat di aplikasi percakapan. Publik seolah dituntut untuk selalu mengetahui peristiwa terbaru dalam hitungan detik. Tekanan inilah yang kerap mendorong banyak pihak, terutama media, untuk menyebarkan berita secara terburu-buru. Padahal, tergesa-gesa dalam menyampaikan informasi dapat menimbulkan risiko besar seperti kesalahan fakta, berita bohong (hoaks), hingga rusaknya kepercayaan publik.

Media massa memang memiliki fungsi menyampaikan informasi secara cepat. Namun, kecepatan tidak boleh mengalahkan prinsip utama jurnalisme yaitu kebenaran. Sebuah berita yang salah, meskipun dipublikasikan lebih awal, justru akan menjadi bumerang. Publik tidak hanya kehilangan kepercayaan terhadap berita tersebut, tetapi juga terhadap kredibilitas media yang menyiarkannya, oleh karena itu, prinsip verifikasi harus tetap dijunjung tinggi.

Seorang jurnalis sejati memahami bahwa verifikasi adalah inti dari pekerjaannya. Data yang diperoleh dari narasumber harus dicek. Kode etik jurnalistik di Indonesia bahkan menegaskan bahwa wartawan atau jurnalis harus selalu menguji informasi, tidak mencampurkan fakta dan opini, serta tidak menyiarkan berita bohong, fitnah, atau menyebarkan kabar yang belum pasti, artinya, kebenaran adalah pondasi yang tidak boleh dilupakan hanya demi menjadi yang tercepat. Dokumen dan bukti harus dianalisis dengan teliti. Tidak semua informasi yang viral di media sosial bisa langsung dianggap kebenaran. Di sinilah peran media profesional dibutuhkan menjadi filter sekaligus penjaga kualitas informasi di tengah banjir konten digital.

Selain akurasi dan kecepatan, storytelling yang menarik juga harus dirancang oleh para jurnalis, sehingga berita atau konten banyak diminati oleh publik, seperti yang telah dilakukan oleh media Narasi TV. Setelah membuat storytelling yang menarik, Narasi melibatkan penonton dengan menggunakan “Add Yours” instagram. Dahulu masih digunakan untuk main iseng-iseng atau becandaan saja diantara para nitizen, tetapi Narasi memanfaatkan tools ini untuk mengajak penonton turut dalam sebuah kampanye yang dibuat oleh Narasi. Adanya kampanye ini berhasil menyita perhatian publik. Hal ini terbukti di feed Instagram Narasi mendapat sekitar 3,3 juta likes, 108 likes, dan 540 share.

 Kampanye yang Dibuat Narasi (Sumber: Koleksi Pribadi Penulis)
 Kampanye yang Dibuat Narasi (Sumber: Koleksi Pribadi Penulis)

Narasi menggunakan sosial media (TikTok, Instagram, YouTube, Facebook). Kampanye yang dibuat Narasi membuat masyarakat tersadar bahwa ketidakadilan harus ditegakkan di Indonesia.

Secara kuantitas apa yang didapat Narasi dari sebuah kampaign itu lebih dari 329 juta di seluruh aset platform Narasi, totalnya ada lebih dari 170 juta. Bentuk kampaign yang Narasi lakukan yaitu strategi storytelling yang menarik, jadi konten saja tidak cukup, pemanfaatan akun sosial media saja tidak cukup, tetapi butuh kreativitas dalam pemanfaatan sosial media untuk menyebarluaskan ide hingga berujung pada gerakan sosial atau social movement.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun