Mohon tunggu...
Nataya Khuria Insani
Nataya Khuria Insani Mohon Tunggu... Journalist, Reporter, Writer

Master of Humanities with an interest in history, culture, and business

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Persebaran Komunitas India di Surabaya Pascakolonial

12 September 2025   13:46 Diperbarui: 12 September 2025   13:44 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdana Menteri India J. Nehru di Surabaya 1951 (Sumber : Disperpusprovjatim [I.C.51.2831])

Di zaman pasca kolonial, mobilitas etnis India semakin beragam. Arus migrasi juga meningkat karena tidak ada para penjajah yang mengatur kehidupan mereka di kota Surabaya, sehingga kehidupan ekonomi dan sosial-budaya mereka semakin berkembang. Pasca kemerdekaan Indonesia, mereka datang ke Surabaya sebagai ekspatriat. Para ekspatriat India di Surabaya ini mayoritas memiliki tujuan untuk motif ekonomi dan keagamaan. Banyaknya ekspatriat dan migrasi orang India yang terus menerus ke kota Surabaya juga disebabkan oleh hubungan baik yang terjalin antara Indonesia dan India di masa presiden Soekarno. Adanya hubungan yang baik ini menyebabkan Perdana Menteri India, J. Nehru sampai pernah datang ke Surabaya pada tahun 1951.

Foto di atas adalah J. Nehru perdana menteri India yang melakukan kunjungan di kota Surabaya pada tahun 1951. Kunjungnya ke Surabaya mendapat respon yang baik dari semua lapisan masyarakat, tidak hanya etnis India saja. Hal ini terlihat di foto tersebut bahwa etnis lain juga antusias terhadap kedatangan Nehru. Tidak hanya perdana menteri India saja yang mengunjungi Surabaya, tetapi gubernur Jawa Timur saat itu yaitu Samadikoen juga mengunjungi India pada tahun 1955. Setelah itu pada tahun 1958, presiden India Dr. Rajendra Prosad juga mengunjungi kota Surabaya.

Foto di atas adalah J. Nehru perdana menteri India yang melakukan kunjungan di kota Surabaya pada tahun 1951. Kunjungnya ke Surabaya mendapat respon yang baik dari semua lapisan masyarakat, tidak hanya etnis India saja. Hal ini terlihat di foto tersebut bahwa etnis lain juga antusias terhadap kedatangan Nehru. Tidak hanya perdana menteri India saja yang mengunjungi Surabaya, tetapi gubernur Jawa Timur saat itu yaitu Samadikoen juga mengunjungi India pada tahun 1955. Setelah itu pada tahun 1958, presiden India Dr. Rajendra Prosad juga mengunjungi kota Surabaya.

Dr. Rajendra Prosad di Surabaya 1958 (Sumber : twitter @potretlawas https://x.com/potretlawas/status/834766709491789824)
Dr. Rajendra Prosad di Surabaya 1958 (Sumber : twitter @potretlawas https://x.com/potretlawas/status/834766709491789824)

Foto di atas adalah presiden India Dr. Rajendra Prosad (berkacamata), dalam rangkaian kunjungan kenegaraannya di Perak, Surabaya pada 15 Desember 1948. Selain berbagai kunjungan yang diadakan, hubungan baik yang terjalin antara Indonesia dan India juga ditunjukkan pada peringatan hari kemerdekaan Republik India.

Samadikoen (Gubernur Jatim) & Duta Besar (Wakil) India 1950 (Sumber : Disperpusprovjatim [ID.53.3670])
Samadikoen (Gubernur Jatim) & Duta Besar (Wakil) India 1950 (Sumber : Disperpusprovjatim [ID.53.3670])

Foto di atas adalah Samadikoen gubernur Jawa Timur pada acara memperingati 3 tahun kemerdekaan Republik India di Kantor Gubernuran Surabaya pada tahun 1950, sebagai bentuk penghormatan didampingi oleh duta besar (wakil) India. Hubungan diplomatik antara Indonesia dan India yang terjalin terus menerus ini mengundang datangnya para ekspatriat India ke Indonesia terutama ke kota Surabaya. Ketika berada di Surabaya, beberapa dari mereka juga ada yang sangat tertarik dengan kota Surabaya, sehingga kemudian memilih untuk menetap di Surabaya dan menjadi warga negara Indonesia.

Selain karena adanya kedatangan orang ekspatriat, meningkatnya jumlah etnis India di Surabaya juga karena adanya kedatangan etnis India dari Jakarta dan pulau lain terutama Sumatera ke Surabaya. Mayoritas dari mereka datang untuk berdagang.

Adanya beberapa gelombang migrasi etnis India ke Surabaya pasca kolonial pada abad 20-21 ini menjadikan etnis India di Surabaya dibedakan menjadi dua. Pertama, etnis India yang datang dari negara India langsung ke Surabaya (ekspatriat). Kedua, etnis India yang migrasi dari negara India ke luar Jawa (Sumatera), dan kemudian mereka migrasi lagi atau merantau ke Surabaya. 

Setelah pemerintah kolonial Belanda meninggalkan kota Surabaya, kebijakan Wijkenstelsel berangsur-angsur tidak dijalankan oleh kelompok etnis di Surabaya. Mereka yang awalnya bertempat tinggal mengelompok di satu kawasan, kemudian menyebar ke wilayah lain. Pada abad ke-21 ini etnis India yang menyebar ke beberapa wilayah untuk bermukim antara lain di Surabaya Pusat, Surabaya Utara, dan Surabaya Barat. Pertama, Surabaya Pusat,mereka banyak bermukim di Kec. Sawahan umumnya terdapat di Jln. Tidar dan Jln. Blauran. Bahkan di Jln. Tidar ini ada kuil etnis India untuk beribadah.  Memang nampak dari luar tempat ini seperti bangunan atau rumah biasa, tetapi di dalamnya terdapat peralatan lengkap untuk sembhayang atau ritual etnis India. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun