Mohon tunggu...
Natannataa Natannataa
Natannataa Natannataa Mohon Tunggu... Seniman - natanael pramudya

passion is everything

Selanjutnya

Tutup

Music

Cinta Pertama, Karawitan Membawanya hingga S3

6 Maret 2022   21:23 Diperbarui: 6 Maret 2022   21:25 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Musik bagi beberapa orang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupannya. Musik mampu menjalankan berbagai fungsinya baik dari kacamata sejarah maupun keluaran fungsi musik secara kontemporer. Fungsi untuk merayakan hingga doa-doa yang dilantunkan dalam nada-nada tercermin dalam musik tradisional. Karawitan sebagai musik asli Jawa, pun memiliki fungsi tersebut. Karawitan berasal dari kata "rawit" dengan pemaknaan yang banyak namun bisa dipadatkan menjadi sebuah pengertian yaitu sebuah sajian seni musik yang halus, rumit, dan indah.

Makna rumit tersemat dalam kata rawit. Rumit karena karawitan adalah satu kesatuan dari berbagai macam unsur yang ada. Perbedaan bunyi, notasi, dan warna suara berhimpun menjadi satu menciptakan sebuah value musik yang tinggi. Saking berharganya budaya karawitan ini juga menarik hati seorang asing bernama Jonathan Roberts. Ia kenal seni ini dalam ekstrakulikuler sekolahnya sewaktu sarjana di Oxford sekitar 1999.

Menurutnya suara yang halus dan indah ini bisa menghipnotis satu ruangan dengan nuansanya yang khas. Semula hanya ekstrakulikuler namun melanjutkan S2 tentang kesenian ini dan melanjutkan penelitian juga di S3 hingga ke Kota Surakarta untuk riset mendalam. Hingga muncul karya tulis dari Mas Jono yang menarik adalah tentang "Gerong" dan perannya dalam karawitan. Gerong adalah salah satu jenis bunyi vokal di karawitan yang dibentuk dari suara penyanyi laki-laki. Kehadirannya untuk memudahkan pemahaman isi pesan bagi non-specialist.

Bukankah hal ini menjadi luar biasa dimana melihat peran musik yang sebegitu mengubahkan bagi seseorang bernama Jonathan Roberts ini. Kesan pertama mendengarkan musik karawitan pastinya tidak langsung pada fungsi-fungsi yang mendasar tentang makna pesan di dalamnya, namun sekadar kagum saja. Menurut saya kejadian ini sangatlah menarik dimana Jono seolah bertemu cinta pertamanya terhadap musik tradisional dan ada keinginan tinggi untuk mengetahui lebih dalam tentang objek cintanya. Sebagai mantan pelaku aktif karawitan, saya bisa membenarkan memang mendengar alunan gamelan sangatlah menyejukan hati. Seperti musik kontemporer, menurut saya karawitan juga mewakili beberapa genre. Misalnya pada jenis Gendhing Lancaran yang cenderung mengalun dan lirik-lirik yang mudah dimengerti, asumsi saya Lancaran ini mewakili musik pop. Padahal pembagian not memiliki satuan yang berbeda yaitu Pelog / Slendro namun tetap bisa cocok dibagi 4 ketuk dalam satu bar-nya.

Musik yang mengubahkan, hingga menggerakan hati melanjutkan pendidikan lebih mendalam. Alunan musik yang didengar kini menjadi bagian dari hidup Jono hingga lebih dari 20 tahun. Hal ini membuktikan bahwa memang musik tidak bisa lepas dari kehidupan bagi sebagian orang, dan Jono memilih musik tradisional Jawa yang berarti musik asli daerahnya. Lalu mengapa hal ini bisa terjadi sepertinya bisa dijelaskan oleh teori Social Exchange. Kemunculannya termasuk dalam disiplin ilmu interpersonal communication namun secara berani bisa saya ungkap bahwa pengalaman Jono berkenalan dengan karawitan ini sudah melibatkan dua entitas yang berdiri sendiri antara Jono yang berkomunikasi direct dengan entitas karawitan itu sendiri. Komunikasi yang ia lontarkan berwujud pengenalan permainan ternyata disambut baik oleh karawitan itu sendiri. Penyambutan ini nampak ketika kelompok karawitan di Oxford mampu mengenalkan posisi gerong padanya dan membuatnya semakin tertarik. Sama halnya dengan asumsi teori ini bahwa perilaku akan ditentukan berdasarkan hasil interkasi, bila ada reward maka source cenderung mengulangi produksi pesannya. Sebaliknya, bila ada punishment maka komunikasi akan dihentikan. Bila Jono terbukti terus mengulangi produksi pesannya terhadap karawitan bahkan semakin mendalam, maka ia merasa selalu ada reward dengan jenis generalized. Generalized ini berbicara tentang proses timbal balik yang melibatkan jaringan sosial dimana diwakili oleh kelompok karawitan Oxford. Akhir kata bisa saya simpulkan bahwa reward terbesar dari social exchange yang dialami Jono adalah tentang, kepuasan hati.

Pustaka:

Roberts, J. (2018). Bringing the Music Out, Bringing the Listener In: The Grong in Javanese Gamelan. Asian Music, 49(2), 34-70.

S. (2020, April 3). Pengertian Karawitan dan Jenis Gending Karawitan Jawa. Seni Budayaku. https://www.senibudayaku.com/2018/08/pengertian-karawitan-dan-jenis-gending.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun