Mohon tunggu...
Aida Naswa Aulia
Aida Naswa Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Fakultas Pertanian Univ. Widyagama Malang. Pengurus UKM KSR Univ. Widyagama Malang. Tutor SMP di LBB Gold Generation Malang. Gadis energik dari Lamongan. :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mawapres, Ajang Bergengsi bagi Mahasiswa Indonesia : Part 1, Intimidation

10 Juli 2016   13:39 Diperbarui: 10 Juli 2016   13:46 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Koleksi Pribadi

Selamat pagi sahabat, senang rasanya bisa kembali menari diatas tuts laptop. Masih dalam suasana lebaran, suasana berbagi dan menebar kebahagiaan, kali ini saya mau berbagi pengalaman dan perasaan menjadi salah satu peserta Mawapres 2016. Walaupun kegiatan tersebut sudah berlangsung 2 bulan lalu, tapi dalam berbagi itu nggak ada kata terlambat kan guys?

Well, sebelumnya saya mau ngasih tau apa itu Mawapres? Mawapres itu singkatan dari Mahasiswa Berprestasi. Dari namananya aja kita sudah bisa menebak kalau para pesertanya ya mahasiswa yang pinter-pinter. Oke, lebih lengkapnya Mawapres adalah program atau event lomba yang diselenggarakan oleh Kementrian Riset Teknologi  dan Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEK DIKTI), tentunya sebagai mahasiswa kita nggak asing kan dengan itu? Lomba Pemilihan Mawapres ini berlaku bagi mahasiswa dari tiap-tiap perguruan tinggi nasional.

 Makanya kenapa ini jadi ajang bergengsi, karena akan ada satu mahasiswa yang berkesempatan mewakili kampusnya untuk bersaingi dengan mahasiswa-mahasiswa kampus lain. Ada yang berbeda antara perguruan tinggi negeri (PTN) dengan perguruan tinggi swasta (PTS). Yang membedakan adalah tahapannya. 

Kalau PTN, setelah lolos seleksi universitas maka bisa melaju ke tingkat nasional. Sedangkan PTS, setelah lolos seleksi universitas, selanjutnya akan mengikuti seleksi tingkat Kopertis (Koordinatos Perguruan Tinggi Swasta), kemudian melaju ke tingkat nasional. Tapi, apapun perbedaan itu, lolos seleksi universitas dan menjadi perwakilan almamaternya adalah suatu kebanggan tersendiri bagi saya.

Tepat tanggal 13 sampai 15 Mei 2016, di Hotel Premier Inn Sidoarjo, pukul 13.00 WIB saya mengerahkan jiwa, raga, dan nyawa saya untuk membela almamater saya dalam seleksi di tingkat Kopertis. Hehehe, sengaja dibuat dramatis guys biar kelihatan heroik.

Jeng jeng… hari pertama di arena perlombaan. 1,5 jam perjalanan dari Malang pas nyampe depan Hotel saya membayangkan hal menyenangkan yang akan saya dapatkan. Kasur yang lebih empuk dari kasur di Kos, makanan yang lebih bergizi dari makanan anak kos, suasana yang lebih adem dari suasana kos-kosan, dan pastinya free wi-fi.

Tapi, Imajinasi saya berhenti sepersekian detik saat berada di Loby, dan melihat orang dengan almamater berbagai warna riwa-riwi di depan receptionist. Satu, dua, tiga, seperti apa lagi kira-kira wajah para kompetitor saya. Cantik, ganteng, kelihatan pinter, atau terlihat penuh percaya diri?

Jendela kegelisahan saya lantas pecah saat mbak-mbak cantik dengan lipstick merah dan logo hotel di pakaiannya mengumumkan kalau peserta lomba harus menuju ballroomuntuk registrasi dan pembukaan acara. Mbak itu nggak memecahkan jendela kegelisahan saya, tapi malah menunjukkan pintu kegalauan untuk saya. kenapa? Karena saya akan mengamati seluruh wajah-wajah mereka.

Dan.. intimidasi pun dimulai.

Memandang mata mereka seperti menurunkan percaya diri saya. Oke, stay calm dan jangan menunduk. Mengamati senyum mereka seperti menunjukkan kehebatan dalam diri mereka. Oke, stay calmagain, saya juga orang hebat kok. Berjabat tangan dengan mereka seperti mendengar “Minggir kamu, jangan menghalangi tangga saya untuk ke atas”. Oke, stay calmagain and again,hello..  saya juga mau ke atas dong, ngapain minggir.

Stop!! All of that were only my imagination. Itu semua cuma imajinasi saya aja kok guys. Imaginasi yang justru mengintimidasi saya sendiri. Dan tidak satupun peserta yang mengintimidasi peserta lain. Right, Saya juga akan percaya diri seperti mereka, saya juga akan menjadi hebat seperti mereka, dan saya juga akan menaiki tangga untuk ke atas seperti mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun